Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ikan Galafea, Identitas Ekonomi dan Pangan di Timur

23 Oktober 2023   22:31 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:47 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensarik soma; jaring. (Dokumentasi pribadi)

Dini hari, pukul lima, di Kepulauan Joronga, Kabupaten Halmahera Selatan, 8 penduduk desa Kukupang telah berada di atas kapal berkapasitas 15 Gross Ton (GT) menuju spot penangkapan ikan di Perairan Bacan. 

Perairan yang terkenal dengan potensi perikanan. Tuna Cakalang Tongkol dapat dengan mudah ditemukan di Wilayah Perairan Perikanan (WPP 715). Juga komoditas lain yang tak kalah cukup melimpah. 

Kapal perlahan memecah ombak di kegelapan hingga fajar menjemput kala ujung jaring mulai ditebarkan. Perlahan demi perlahan, 6 pria bahu membahu melepaskan jaring besar tersebut ke laut.

Kapten memacu laju kapal, menempatkan kapal pada posisi agar jaring bisa terkurung dan membentuk lingkaran. Satu orang lainnya bertugas memandu dan memantau posisi ikan.

Mensarik soma; jaring. (Dokumentasi pribadi)
Mensarik soma; jaring. (Dokumentasi pribadi)
Proses ini terhitung cepat. Jika terlambat, ikan-ikan pasti kabur melewati jaring yang belum melingkar sempurna. Setelah ujung jaring bertemu, empat orang melompat ke laut, ke dalam lingkaran jaring dan membuat suara bising. Ini dilakukan agar ikan lari dan terkait di jaring. 

Lainnya memastikan agar jaring tidak memiliki celah dengan menarik beberapa tali yang saya pun tak paham.

Proses ini memakan waktu beberapa saat sebelum jaring ditarik kembali. Secara manual mereka kembali bahu-membahu menarik jaring besar yang tentu cukup berat lantaran sudah basah. Belum lagi ikan-ikan didalamnya.

Tiga puluh menit berlalu, matahari sudah benar-benar pecah. Jaring sudah mengecil dan nampak ikan julung siap diangkat ke atas kapal.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Yap, ikan julung atau dengan nama Latin Hemiramphus basiliensis. Di wilayah lain semisal Sulawesi Utara disebut ikan Roa.

Ikan julung yang terjaring kemudian langsung di jepit menggunakan alat tradisional dari bambu; tata.

Ribuan ikan yang terjaring satu per satu di susun ke tata. Di mana dalam satu ruas tata berisi 20-25 ekor. Tentu bukan pekerjaan mudah. Bahkan sampai pulang sekalipun pekerjaan mengisi ikan hampir mustahil diselesaikan. Butuh bantuan warga lain secara sukarela.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ikan julung yang sudah terisi kemudian langsung di asapi di atas para-para- tempat pengasapan ikan.

Butuh proses cukup panjang untuk mengasapi semua hasil tangkap tersebut. Juga banyak para-para. Meski dalam proses pematangan ikan ini cukup cepat masak ketimbang mengasapi ikan cakalang.

Hasil olahan inilah yang dikenal di masyarakat dengan nama ikan Galafea atau ikan kering.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ikan Galafea yang sudah selesai diproduksi kemudian lanjut didistribusikan ke ibu kota Kabupaten yakni Pulau Bacan. Tentu dengan menggunakan kapal laut. 

Di Bacan, sebagian dijual dan sebagian lagi dikirim ke Ternate. Juga menggunakan kapal laut.

Harga per tata dibandreol dengan harga 15 ribu jika dibeli langsung ke Desa Joronga. Biasanya dijual 15 tata atau biasa disebut oleh warga sebagai partai. Pedagang yang langsung datang membeli atau kadang warga yang bertugas melakukan distribusi langsung ke pengepul.

Para-para pengasapan (Dokumentasi pribadi)
Para-para pengasapan (Dokumentasi pribadi)

Di Pasar Bacan, dari 15 ribu meningkat menjadi 25-30 ribu/tata. Sementara di Kota Ternate harganya bisa meningkat berkali lipat. Bahkan bisa menyentuh 50 ribu/tata.

Selain di kota besar, distribusi ikan juga sampai ke kepulauan yang tidak mengusahakan perikanan tangkap. Pedagang biasanya menjual dari pulau ke pulau dengan boat atau katinting. Harganya juga cukup mahal yakni berkisar 50-70 ribu/tata.

Sumber Pendapatan Warga Desa

Ikan Galafea yang siap didistribusikan (Dokumentasi pribadi)
Ikan Galafea yang siap didistribusikan (Dokumentasi pribadi)

Bagi warga ikan Galafea merupakan sumber pendapatan. Utamanya bagi kepulauan di Maluku Utara seperti Joronga. Selain potensi lain seperti rumput laut yang juga ikut dikembangkan di Kepulauan terluar tersebut.

Dalam beberapa kajian ilmiah yang dilakukan menunjukkan usaha ini cukup menjanjikan. Penelitian Arafat et,al (2020) yang mengkaji analisis keuangan usaha ikan Galafea menemukan pendapatan per bulan mencapai 78 juta/musim (4 bulan sekali) dan 157 juta per tahun.

Begitupun penelitian Manolang et, al (2020) di Sulawesi Utara yang menemukan pendapatan per musim mencapai 143 juta.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ikan Galafea memang tidak diusahakan setiap hari lantaran memiliki musim-musim tertentu. Namun dalam sekali produksi dapat menutupi biaya operasi yang terbilang cukup tinggi. Meski salah satu tantangan dari musim ialah kelangkaan produk di mana ikan ini sangat mahal di pasaran.

Selain diperdagangkan secara primer, olahan turunan semacam sambal Roa semakin berkembang. Di Ternate, usaha sambal Roa baik individu maupun UMKM tumbuh cukup signifikan. Meski pangsa pasar terbesar masih sekitaran Kota Ternate.

Salah satu rekan saya pernah berujar bahwa dalam sebulan ia bisa menghasilkan laba bersih di atas 10 juta. Tentu bisnisnya masih sebatas bisnis individu. 

Sambal Roa memang memiliki harga cukup mahal apalagi jika musim paceklik.

Selain bisnis sambal Roa, ikan Galafea juga menjajal bisnis rumah makan. Utamanya rumah makan papeda. Selalu bakal ditemukan kua papeda yang berbahan dasar ikan galafea.

Identitas dan Ketahanan pangan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ikan Galafea bagi saya tidak sekedar bernilai ekonomis. Tetapi turut hadir dalam praktik kebudayaan masyarakat. Dalam acara-acara Babari ; gotong royong, misalnya pengajian, nikaha, dan bentuk lainnya, ikan ini seringkali menjadi sajian di meja makan. Tentu dengan berbagai olahan 

Penggunaan Galafea lantaran sangat praktis. Bahkan bisa dimakan begitu tanpa harus diolah lagi. Ketimbang harus menunggu olahan ikan lain yang kadang membutuhkan waktu untuk dimasak.

Selain itu, ikan Galafea juga salah satu sumber makanan bagi warga di Maluku Utara khususnya di desa dan kepuluan yang memiliki tingkay subtitusi terbatas. Di mana semua keperluan konsumsi harus terlebih dulu di beli ke kota.

Jika musim paceklik tiba, di mana tak ada nelayan yang melakukan penangkapan ikan maka ikan Galafea adalah pilihan utama. 

Ketahanan ikan asap ini cukup lama. Sehingga warga biasanya menyimpan berbulan-bulan. Ikan akan dikonsumsi jika memang tidak ada pilihan lain.

*

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pada hakikatnya potensi perikanan memberikan andil cukup besar bagi kehidupan. Baik untuk gizi, ekonomi hingga kehidupan itu sendiri.

Ikan Galafea merupakan salah satu komoditi yang berkaitan erat dengan identitas. Khususnya kebudayaan dan konsumsi masyarakat di Indonesia Timur. Salah satu sumber pangan yang dapat sulit diperoleh namun sangat bermanfaat. (Sukur dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun