Pola ini biasa dilakukan saat sarapan pagi dan makan siang. Sementara puncak hajatan mekanismenya berbeda. Namun kurang lebih sama dalam hal kesiapan dan penyajian. Sudah dibahas pada artikel-artikel sebelumnya)
Dalam kesiapan penyajian inilah, sosok penting yang mengatur arus volume makanan atau ayami memainkan peranan sangat penting. Penjaga Makanan. Orang paling adil dalam manajemen distribusi makanan.
Saya belum menemukan sumber lisan yang akurat seperti kapan tepatnya orang-orang ini menyandang status sebagai penjaga kue dan ayami. Sebab, selama mereka masih kuat dan masih bisa beraktivitas, mereka di setiap hajatan mengambil peran ini.
Dalam beberapa tutur lisan hasil tanya-tanya, para ibu yang mengemban tugas sebagai penjaga ayami adalah mereka yang sudah berumur serta sangat dipercayai oleh masyarakat. Mereka yang dituakan dan sangat dihargai di desa.
Tuan rumah dan kepala dapur; yang mengatur apa saja yang akan di masak dll, biasnaya akan memutuskan siapa yang menjaga kue dan siapa yang menjaga makanan. Kemudian dari hasil itu di sampaikan ke yang bersangkutan.
Juga kadang tidak perlu ada kesepakatan sebab, hanya ada beberapa orang di desa. Tidak lebih dari 3 orang.
Di dapur seperti yang disebutkan sebelumnya di atas, semua orang memiliki peran. Dan penjaga makanan maupun kue bertugas untuk menjaga agar semua makanan terbagi rata.
Saya sering melakukan cocoklogi. Misalnya jika Mantan Mentan Syahrul Yasir Limpo dalam keterangannya bilang ia mengurus makan 250 juta rakyat Indonesia maka seorang penjaga makanan bisa dibilang sama. Tetapi dalam konteks skala yang kecil. Tetapi tidak membuthkan kalkulasi rumit. bahkan ekspor atau impor, bahkan disertivikasi.
Secara ringkas, tugas mereka ialah menjaga agar tidak ada makanan atau kue ang di ambil dengan sengaja. Sehingga salah satu tugas penjaga kamar kue ialah dia yang berhak membuka atau menutup pintu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya