Sepanjang jalan saya memerhatikan ramai kendaraan utamanya menuju Kota Lampung ramai dan padat. Tol dengan ruas buat dua kendaraan ini memberikan kesan efisiensi dari pergerakan utamanya barang dan jasa. Meski ada jalur Trans Sumatera namun beberapa kendaraan angkutan barang masih terlihat.Â
Memang tidak seramai intensitas pergerakan di Tol-tol Jawa. Tapi ada harapan akan pertumbuhan yang tertanam dalam pandangan.Â
Efektivitas dan efisiensi mampu menciptakan peluang-peluang pertumbuhan ekonomi suatu daerah atas pergerakan arus barang dan jasa.Â
Namun harus diakui mesti sedikit hati-hati mengemudi di Tol yang tak terlalu lebar ini. Salip menyalip tanpa aba-aba ditemukan sepanjang jalan. Masih harus ada sedikit edukasi.Â
Sementara perjalanan Lampung ke Palembang  cukup berbeda. Intensitas volume kendaraan tak seramai di Lampung. Sepi, sunyi.
Tol ini masih butuh perbaikan-perbaikan. Misalnya perbaikan jalan-jalan berlubang, yang ditemukan sepanjang jalan. Fasilitas seperti rest area dan penerangan.Â
Tetapi dibalik kekurangan itu, adanya jalan tol ini patut diapresiasi kedepan bisa membantu pergerakan ekonomi.
Secangkir Kopi di Palembang
Pukul lima dini hari kami memasuki Hotel dibilangan Jalan Basuki Rahmat. Beristirahat dan kemudian lanjut menjajal Kota Unik ini pada Pukul 11 siang.