Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Secangkir Kopi Hitam di Palembang

4 Juli 2023   22:27 Diperbarui: 4 Juli 2023   22:48 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil sedikit perdebatan dimulai sebelum seorang petugas mengetuk pintu jendela mobil. Menanyakan perihal kendala kami dan menawarkan solusi agar membeli tiket di agen resmi dan tidak membeli dicalo.

Pikir kami dengan membeli tiket cepat maka kami dapat bergerak cepat. Jadilah kami mengikuti instruksinya. 

Tiket tergenggam namun justru keberangkatan tetap molor. Rupanya tak ada jam pasti keberangkatan. Meski di aplikasi tertera setiap jadwal. Kami tidak mempermasalahkan dan menikmati dua jam menunggu antrian tersebut dengan menjajal segala fasilitas di Pelabuhan Merak.

Saya cukup antusias melihat pelabuhan penyebrangan kapal Ferry ini. Fasilitas seperti Mall dan beberapa lainnya sungguh mewah. Berbanding terbalik dengan yang ada di timur. Tidak ada fasilitas seperti ini.

Dua jam berlalu kapal mulai mengangkut satu persatu kendaraan. Menurut penuturan petugas, dalam satu kapal bisa mengangkut 50 kendaraan. Luar biasa menuruku. Kapal di sini besar-besar. 

Di kapal Ferry saya tetap terkesima. Awalnya saya pikir kapal ferry ini seperti di Timur atau di Maluku Utara Khususnya. Ternyata berbeda. Ruang pengangkutan kendaraan saja dua lantai.

Belum lagi fasilitasnya. Banyak ruanh Istrirahat. Dari kursi yang nyaman, ruang-ruang bersofa unik, ruang rebahan hingga berbagai fasilitas lain. 

Selama perjalanan itu, saya lebih banyak berkeliling dan membayangkan satu saja kapal begini di Maluku Utara bisa buat efektivitas dan mobilitas sekali jalan tercukupi. Keren dan menarik. Meski harus diakui, fasilitas pelabuhan tak seperti Pelabuhan Merak atau Pelabuhan Bakauni lampung.

Perjalanan darat ke Palembang kami lakukan di jam dua malam. Setelah memilih rehat sebentar di Lampung. 

Disinilah saya kemudian menjajal Tol Trans Sumatera. Jika sebelumnya hanya mendengar upaya pemerintah melakukan konektivitas akses dalam rangka efisiensi dengan membangun jalan tol maka kali merasakan sendiri.

Dari Pelabuhan Bakauni menuju kota Lampung kemudian dari lampung menuju Palembang memberikan saya beberapa gambaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun