Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ekspor Pasir, Gagalnya Menjaga Laut

9 Juni 2023   17:53 Diperbarui: 9 Juni 2023   17:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata pencaharian? Jangan di tanya. Untuk dapat satu dua ikan saja harus mendayung jauh ke lautan. Ikan-ikan telah  kehilangan rumah.

*

Di Maluku Utara, dalam dua puluh tahun belakangan, persoalan pasir seperti tidak ada habisnya.

Di Kota Ternate konflik sering terjadi akibat adanya penambangan pasir di salah satu Kecamatan di Selatan Kota. 

Tambang pasir Kalumata namanya. Berada di Kelurahan Kalumata ini tak henti-hentinya menimbulkan konflik antar warga. Hingga berkali-kali menjadi isu dalam ranah kebijakan. Pemerintah.

Sementara di pesisir laut, dalan perkotaan tak lagi menemukan pasir yang diharapkan. Semua terkepung proyek ambisius bernama reklaamasi. Dari selatan sampai utara. Bahkan saat ini masih terus digenjot pembangunannya.

Banyak perlawanan dari masyarakat tapi apa daya, keutamaan ekonomi dipandang lebih penting ketimbang satu dua perahu nelayan yang berlabuh di lokasi tersebut.

Bergeser ke Kabupaten Pulau Morotai aktivitas penambangan pasir karena kandungan biji besi telah menjadi bulan-bulanan konflik. Warga terserobot lahannya. Aktivitas ini juga mengakibatkan kerusakan lingkungan parah. Utamanya bagi nelayan.

Pun di Loloda, Kabupaten Halmahera Utara juga terdapat aktivitas pertambangan pasir yang meresahkan warga. 

Selain beberapa pertambangan pasir itu, masih terdapat beberapa daerah di Maluku Utara yang banyak aktivitas pertambangan pasir. Aktivitas masyarakat yang minin edukasi juga menjadi salah satu penyebab hilangnya pasir.

Kondisi yang berdampak nyata pada ekologi. Nelayan? Jangan di tanya. Dulunya memancing dekat sekarang harus jauh dan berpindah-pindah spot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun