Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harta Karun yang Terabaikan

6 Juni 2023   18:17 Diperbarui: 6 Juni 2023   18:19 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi arah pembangunan ekonomi yang condong pada ekstraksi sumber daya alam mineral yang lambat laun mengabaikan perhatian kepada masyarakat luas. Sehingga kebijakan-kebijakan cenderung tak stabil. sementara anak muda? lebih abai lagi.

Potensi dan keunggulan kelapa yang banyak diusahakan masyarakat di Maluku Utara sangat besar. Peluang bisnis untuk mengembangkan masih terbuka lebar. Ketersediaan stok yang melipa terutama serabut kelapa hingga batok kelapa dapat ditemukan di mana-mana, namun belum dilirik secara serius oleh berbagai pihak. Padahal, briket misalnya, memilik nilai pedagangan yang sangat tinggi. 

Dikutip dari BPS, pada 2019 eskpor arang briket meningkat 4.69 persen (USD 14,51 Juta menjadi USD 151.9 juta ahun 2022. Tujuan pasar pun terbuka lebar yani turki, Brazil, Amerika Latin dan Timur tengah dan Negara ainnya. (1) sementara berdasarkan data Comrade 2021, beberapa Negara tujuan ekspor Indonesia paling tinggi ialah Arab Saudi (USS 232,388,870), Iraq (USS 127,454), Korea (USS 120,068), Jepang (USS 79,855,6) dan Malaysia (USS 40,715,5)

Berdasarkan data ini, peluang untuk meningkatkan perekonomian dengan komoditi kelapa baik primer maupun manufakatur (Minyak kelapa, bungkil kelapa, serat kelapa, dan arang kelapa) masih sanga tinggi. Peluang permintaan selain dari pasar luar negeri semakin tahun terus meningkat. Sehingga sangat di sayangkan jika potensi dari keunggulan komparatif ini masih belum terurus dengan baik. (sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun