Semenjak sosialisasi penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, saya memperhatikan ada perubahan signifikan dalam praktek baik yang dilakukan guru-guru inspiratif ini. Dalam minggu ini, kolaborasi pihak masyarakat, sekolah dan kampus menghasilkan gerakan menumbuhkan minat dan bakat dengan menggelar pertandingan sepakbola. Anak-anak SD kelas 1-kelas enam turut serta dalam pertandingan tersebut. Keseruan yang ditampilkan menjadi tontonan tersendiri.
Guru-guru lain juga mulai melakukan inovasi dan kreasi, seperti menumbuhkan cinta lingkungan dengan sama-sama membersihkan pantai, sosialisasi tidak buang sampah sembarangan, Â memanfaatkan alam sebagai laboratorium, hingga berkunjung ke sekolah lain guna melakukakan kolaborasi Semarak Merdeka Belajar.Â
Studi tour juga mulai diprogramkan. Itu saya ketahui dari kepala sekolah yang hendak berangkat ke Ibu Kota Kabupaten Halmahera Selatan guna menghadiri Sosialisasi Sekolah Penggerak dan Bimtek Platfrom Raport Pendidikan. Â Baginya studi tour bakal menjadi program utama dan pertama kali di Pulau Makian sebab selama ini tidak pernah ada studi tour.Â
Sementara Faisal saat ini membangun proyek bersama siswa-siswi menggali gagasan orisinal menghasilkan karya yang bakal dibukukan sebagai bagian dari memotivasi siswa-siswi lain untuk terus berkarya.
*
Semarak Merdeka Belajar lambat laun mulai dikuatkan dengan peran aktif antara berbagai pihak. Meski harus diakui bahwa kurikulum merdeka belajar belum sepenuhnya dilaksanakan dan masih dalam tahap penjajakan. Tetapi inisiatif secara mandiri mulai digalakan.
Kendala jaringan yang selama ini terjadi di desa tak menyurutkan niat utamanya guru-guru mempelajari platfrom merdeka belajar. Setiap malam saya melihat mereka berkumpul di depan Balai Desa, tempat internet gratis hasil inisiatif desa. Baik guru senior maupun junior, duduk berdampingan mempelajari satu persatu materi yang ada dalam platfrom merdeka belajar.Â
Diskusi alot jika salah satu dari mereka tidak paham. Terutama megakses materi, mencerna hingga tahap bagaimana memasukan akun. Â Rasa frustasi karena lemotnya jaringan juga sering muncul dengan ngomel-ngomel. Â Meski pada akhirnya selalu ada tawa mengiringi hingga larut malam. Materi yang berhasil di pelajari kemudian ditulis pada buku yang mereka bawa. Hal ini dilakukan agar ketika pulang dapat dipelajari. Selain dari masalah utama ialah handpone tak menangkap jaringan jika di rumah