Obrolan seperti ini sudah mulai berjalan beberapa minggu belakangan. Apalagi setelah terpilihnya Timsel.Â
Banyak dari teman-teman saya yang kemudian bergerak lebih awal melakikan lobi-lobi. Setidaknya dapat memberikan harapan atas usaha mereka mengikuti kontestasi penyelenggara.Â
Bahasa-bahasa seperti mengenal si A atau dia orang si B sangat kental dalam kalangan politisi, akademik, hingga aktivis. Setidaknya di Maluku Utara.
Tentu bagi yang tak punya kenalan atau relasi, mengikuti kontestasi sama saja buang waktu. Banyak teman-teman saya juga yang punya modal berani justru kalah telak karena tak punya relasi. Beberapa bahkan ikut berkali-kali, namun dewi fortuna sepertinya kalah dengan orang dalam.
Lalu apakah penyelanggara itu resistance terhadap kepentingan politik segelintir orang?
Bisa iya bisa tidak. Tergantung integritas penyelenggara. Tidak semua komisoner baik KPU maupun Bawaslu demikian. Ada juga yang beintegritas menjalankan tugas dan tanggung jawab, jujur, transparan dan akuntabel.
Namun bagi saya, penyelenggara pemilu sangat resistance dalam penyusupan agenda politik. Selain karena tugas yang berat, penyelanggara merupakan pihak yang bertanggung jawab atas jalannya proses demokrasi. Pihak ini oleh politisi dianggap sebagai key demokrasi dalam mewujudkan keiginan yang diharapkan.
Arti kata, kunci dari menang atau tidaknya seorang politisi mengikuti pemilihan. Sehingga segala cara dan upaya dilakukan guna memuluskan itu semua. Anggap saja suap hingga deal politik.
Bakal menjadi runyam dan sangat resisten jika komisioner merupakan oknum titipan. Artinya, terpilihnya dia atas usaha beberapa pihak baik partai atau politisi.
Pada prosesnya, pemilu yang diharapkan adil, jujur dan terbuka hanya jadi bagian dari wacana. Sebab yang ada ialah pemilu kepentingan.
Memang perlu diakui bahwa fenomena seperti ini jarang terekspos karena memerlukan bukti akurat. Tetapi hal ini bisa dibilang lumrah terjadi. Di mana proses pemilihan penyelenggara diintervensi sangat kuat. Dilingkaran underground politik. Jarang sekali terekspos.