Minces, ayahnya beserta adiknya membawa hasil pancingan ke pasar tradisional untuk dijajakan. Tugas penjualan dilakukan oleh ibu mereka. ikan tersebut dijual bersadarkan musim. Jika musim paceklik, maka harga ikan sedikit lebih tinggi. Yakni berkisar 20-25 ribu per enam ekor. Jika musim ikan sedang makan maka dijual 10 ribu per tujuh ekor.
Terkadang, mereka tak perlu jauh-jauh membawa ikan ke pasar lantaran banyak tengkulak yang datan langsung membeli. Harganya pun cukup lumayah, per ember cat lima kilo dihargai 100-150 ribu.Â
Minces bukan nelayan. Dia adalah buruh bangunan. Demi menambah penghasilan, memaning adalah salah satuna. Baginya itu adalah hobi yang menguntungkan.Â
Salah satu yang menjadi kendala juga ialah eksploitasi atau penangkapan menggunakan jaring yang berlebihan. Kondisi yang sering menyebabkan konflik antara pemancing di atas jembatan dan penabur Jala; jaring. Konflik ini bahkan bisa sampai kepada bakupukul. Bagi pemancing yang berada di atas pelabuhan, apa yang dilakukan dapat membuat ikan terjala habis, liar dan ketakutan memasuki spot. sebab dalam sekali jala ditaburkan, ratusan ekor ikan terangkat.Â
saya sendiri mengalami tindakan berlebihan itu, seminggu lamanya ikan tak kelihatan. Entah karena terjaring habis atau ikan berpindah spot. Jika sudah begini, seberapa kali pun pancing  di lempar, boncos dibawa pulang.
*
Memancing Oci memiliki keseruan tersendiri. Hampir di setiap pelabuhan besar maupun kecil di Kota Ternate selalu dipenuhi masrakat yang memancing. Saking banyaknya, telat sedikit tidak dapat tempat di pelabuhan. Selain karena memancingnya yang gampang, bahan-bahan pancingan juga tidak muluk-muluk maupun mahal. Hanya bermodal senar pancing utama, anak senar, pemberat timah bulat, pentil dan kail. Semua bahan itu tak lebih dari lima puluh ribu rupiah.Â
Selain hobi, aktivitas satu ini dapat menghilangkan stres, terutama bagi saya yang begitu gila memancing namun selalu dibatasi dengan aktivitas. sementara bagi yang lain, hobi ini membawa rezeki. (sukur dofu-dofu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H