" Kamu pakai karet pentil warna apa?" tanya Minces sembari mengeluarkan kopi panas yang diisinya dalam Tumbler, menyalin ke gelas pelatik dan menyerahkan kepada saya.
" Pentil Putih,' Ujarku sembari menerima kopi yang diberikan.
" Coba pakai pentil hijau. Kamu potong agak panjang," Sarannya.
Yap memancing oci memiliki beberapa teknik, selain memakai lau atau sabiki, juga digunakan  karet pentil warna-warni. Karet-karet ini dibeli di toko pancing dengan harga dua dua biji seribu rupiah. Kemudian dipotong dengan ujung dilancipkan agar mirip seperti ikan kecil. Umpan ini sangat ampuh digunakan memancing ikan oci.
*
Pukul satu malam, pergerakan arus mulai berbalik. Para pemancing yang sedari tadi meletakan pancing karena tidak ada pergerakan arus  dengan sekejap melemparkan pancing ke laut.Panen strikepun dimulai . Satu, dua hingga puluhan memenuhi wadah.Â
Saya yang juga sedari tadi mengobrol tak tinggal diam. Begitu juga dengan Minces. berdua kami diujung pelabuhan mulai menarik satu persatu ikan. Dalam setengah jam saja saya sudah menarik 30 ekor ikan. Pancing terus dilemparkan sebelum ikan pindah ke lokasi lain.Â
Sejam berlalu, ikan tak lagi berhasrat. Kami berdua mengemas perlengkapan dan mengisi ikan yang berserakan di lantai dermaga ke kantong kresek dan menuju arah utara pelabuhan. Gerombolan ikan yang sebelumnya di Selatan telah pindah kesini. Jadilah kami melemparkan umpan. Begitu seterusnya hingga mentari pecah di ufuk cakrawala. Malam itu saya berhasil memancing 65 ekor ikan, sementara Minces hampir 100 ekor.
Saya membawa pulang ikan hasil pancing dan kemudian dibagi ke tetangga dan kenalan. Ikan pancingan bagi saya hanya untuk di konsumsi. sementara bagi pemancing lain seperti Minces, semakin banyak ikan yang terpancing semakin besar pula peluang mereka meraup pundi-pundi rupiah.Â