Salah satu yang menjadi perhatian ialah jembatan labuh. Sudah lama barang satu ini dikeluhkan. Bahkan dalam setiap momen politik atau kunjungan kepala daerah, disuarakan.
Hasilnya janji yang mendarat di telinga dan realisasi yang tak kunjung pasti.Â
Beberapa kali pula usulan desa lewat kecamatan didengungkan. Dimintakan ke pemerintah daerah tapi itu kemungkinan hanya berakhir di meja depan. Tak masuk sampai ke tangan pengambil kebijakan.
Alhasil, kondisi ini menyebabkan lahirnya stigma negatif kepada pemerintah. Pemerintah adrun, Pemerintah tak adil, pemerintah hanya ingin suara, dll. Suara-suara itu belakangan mulai menggema hingga kadang pejabat daerah yang turun tak segan diusir pulang.
Saya mencoba memahami kondisi ini. Betapa masyarakat tidak muluk-muluk meminta dibangunkan apa-apa yang menguras kantong daerah. Hanya jembatan sederhana yang bisa membikin mereka leluasa menaiki kapal tanpa harus basah karena ombak yang menerpa.
Maka salah satu harapan dan resolusi 2023 dari representasi warga desa adalah ingin punya jembatan. Mereka juga patut menggunakan sepatu kets, celana panjang, baju keren dengan gaya modis untuk ke kota. (Sukur dofu-dofu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H