Andre yang tak mau ketinggalan ikut juga. Semua yang dikenakan ia lepaskan. Polos dan polos. Ketika take berikutnya ia sudah larut dalam keceriaan. Lanjut mandi air laut sebelum senja datang mengikat malam berjaga.
*
"Aduh, bang. Ini Andre mau suru beli terbang-terbang. Pusig semalaman nangis," ujar ayah Andre.
"Waduh si Andre di Andre," balasku dengan sedikit gelenggeleng kepala.
Rupanya, sore kemarin telah menjadi cerita bagi anak-anak di kampung. Malam harinya mereka berceritab kepada orang tua dan pagi harinya mereka membicatakannya di sekolah.
Katanya ada benda bisa terbang terus bisa rekam. Cerita itu bikin orang tua pusing. Selain tak tau apa benda yang kami bawa dari kota juga karena puyeng anak-anak minta dibelikan.
"Mohon maaf pak. Tidka bermaksud membikin susah," ujarku sembari menjelaskan beberapa hal kenapa harus membawa alat tersebut.
Menariknya orangtua selalu rasional. Menggap itu hanyalah bagian dari semangat anak-anak. " dibeli juga tidak bisa bawa kami ke kota kan," canda ayah Andre. Suasana mencair.
Pukul satu siang. Ketika kami sedang rehat dari proses pengambilan gambar, Andre dan beberapa anak lain datang berkunjung.Â
Rasa penasaran masih lekat di wajah polos mereka. Di sekolah rupanya mereka sudah saling membujuk untuk datang lagi. Jadilah sepulang sekolah mereka bertandang.
"Kakak, tunjukin video kemarin dong,". Andre terdepan menyuarakan.Â