“ Modal usaha kami peroleh dari Bank BRI, sebelumnya kami memutar modal sendiri atau pinjam ke pedagang besar”
Perjalanan membawa saya bertemu banyak pelaku UMKM di pesisir dan kepulauan, utamanya di Kabupaten Halmahera Selatan. Daerah sentra produksi perikanan dengan kontribusi terbesar ketiga di Indonesia ini mentransformasikan perilaku masyarakat pesisir dalam berusaha tak jauh-jauh dari hasil perikanan.
Tuna, Cakalang dan Tongkol (CTC) menjadi ladang bisnis bagi masyarakat pesisir. Diantaranya pedagang perantara, pengepul, hingga UMKM pengelolaan bernilai tambah yakni ikan fufu, keripik kamplang, hingga abon ikan. UMKM ini tersebar di pesisir pulau utama yakni Pulau Bacan dan pesisir kepulauan sekitarnya.
Masalah yang dihadapi UMKM cukup kompleks. Mulai dari harga beli, proses distribusi, pemasaran, rendahnya skill dan pengetahuan. Masalah paling pelik ialah akses permodalan dan dukungan pengembangan bisnis.
Akses permodalan yang sulit didasari atas rendahnya pengetahuan terhadap perkembangan literasi keuangan. Dalam beberapa wawancara, saya menemukan pelaku usaha tidak mengetahui bagaimana mekanisme mengakses modal serta ribetnya agunan yang di dengar dari mulut ke mulut.
Alhasil, pinjaman permodalan kebanyakan berasal dari pedagang besar sehingga cenderung mengikat dan menempatkan pelaku usaha bidang perikanan pada posisi price taker. Kondisi ini menyebabkan UMKM perikanan berkembang dan stagnan.
BRIPahlawanFinansial belakangan ini menjadi solusi bagi masyarakat, pelaku usaha dan UMKM perikanan di pesisir mengakses modal usaha dengan Muda(h).
Bukan masyarakat yang datang ke kantor Cabang atau Unit dengan mengarungi lautan, melainkan BRIPahlawanFinansial yang hadir langsung melayani hingga ke pelosok desa.
Akses permodalan Muda(h)diperoleh UMKM pengolahan ikan Fufu (ikan asap) yang sejak pandemi merasakan dampak luar biasa karena tidak beroperasi. Kondisi ini menyebabkan tingkat pendapatan menjadi rendah. Guna menghidupkan kembali bisnis yang telah digeluti, mereka tertolong oleh modal KUR Mikro BRIPahlawanFinansial.
*
“ Maaf ikan fufu belum ada,”. Ujar Bu Sumiyati (45 Tahun) sembari menunjuk para-para ; tungku perapian.