Di Jember dan sekitarnya, pembangunan tidak semasif seperti Surabaya. Alam sebagai penyangga ekosistem masih tertata dengan baik. Masih banyak lingkungan hutan yang terjaga dan tidak terjamah.
Bagian lain di pulau Jawa juga demikian. Di desa yang jauh dari perkotaan. Alam masih terjaga begitupun dengan air yang tak henti mengalir.
Berbeda dengan daerah dengan dmoperasi pertambangan berada. Pembukaan lahan besar-besaran hingga tidak efisiennya penggunaan air.
Hutan yang gundul kemudian mencemari lingkunhan dan sumber perairan. Kondisi paling nyata ialah keruh kecoklatan yang terlihat dari aliran-aliran sungai. Kondisi akan parah jika terjadi hujan.
Pun di perkotaan semisal Kota Ternate . Permasalahan air sudah terjadi hampir sepuluh tahun belakangan. Sumber air menjadi kering karena hilangnya sumber resapan lantaran masifnya reklamasi dan pembangunan perumahan. Tentu selain itu, tidak bijak menggunakan air juga menjadi kendala utama.
Harapannya tentu saja, sunber air yang melimpah harus mampu dimanfaatkan dengan efisien dan dijaga keberlangsungannya. Sebab, sesuatu yang berasal dari alam bisa habis kapan saja habis.Â
Pembangunan, eksploitasi dan segala praktek kepentingan bakal menjadi tantangan tersendiri akan keseimbangan alam. Perubahan iklim yang sekarang mendera juga bukan perkara sepele Sehingga patut menjadi tanggung jawab bersama dalam melestarikan sumber-sumber mata air yang masih terjaga. (Sukur dofu-dofu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H