Komando akan diberikan kepala desa jika sudah berkumpul lebih dari sepuluh orang. Tentu warga desa sudah tau di mana harus memulai. Namun karena ini adalah perkara penghormatan maka wajib mendengarkan arahan.
"Mulai ujung paling utara kampung sampai ujung selatan. Terus sebagian di Pantai, di kali mati. Potong semua rumput dan sampah tolong di bakar," beginilah seruan andalan kades di desa saya.
Bergeraklah berkelompok-kelompok. Menuju ujung utara. Satu kelompok memangkas rerumputan yang mulai makan jalan, satu kelompok mengangkut dan membakar dan kelompok lain mengumpulkan sampah-sampah di pantai.
Berlahan-lahan menuju ke tengah. Ke kali-kali mati yang berada di tengah desa. Dibersihkan dari sampah rumah tangga yang dibuang warga dan mengendap. Kemudian rumput dan serpihan kayu, ranting, batang pohon yang terbawa arus banjir dari hutan.
Masuk ke tengah desa atau perkampungan, selokan-selokan bakal dibersihkan. Di gali kembali dan diagkat endapan tanah hingga rumput.Â
Di tengah desa, biasanya beberapa pemuda dan anak-anak sekolah akan memiliki tugas berbeda. Yakni menyisir kawasan pantai untuk membakar dan mengumpulkan sampah. Â Dikordinir oleh ketua pemuda.
Semakin waktu menuju siang, semakin ramai aktivitas warga yang ikut bergabung. Apapun dikerjakan. Dari Utara ke selatan sesuai perintah Kades.
Setelah perkampungan selesai, biasanya pantai akan menjadi lokasi pembersihan terakhir. Di kepung ramai-ramai. Titik api bakal mengebulkan asap dari ujung ke ujung.
Proses pembersihan ini bakal selesai hingga pukul sebelas atau dua belas. Warga yang lain akan kembalo ke rumah. Namun yang lainnya bakal menuju ke rumah Kades.