Pemuda adalah garda masa depan Indonesia. Membangun gerakan dalam menumbuhkan keeativitas pemuda adalah tonggak penting kualitas SDM.
Begitu kira-kira yang tertanam dalam batin seorang anak muda bernama Faisal. Pria 24 tahun ini berprofesi sebagai guru honorer di desa Mateketen Kab. Halmahera Selatan.
Keputusannya kembali ke desa dan mengabdi menjadi guru bukan tanpa alasan. Ia mengembang misi, menumbuhkan jiwa literasi sejak dini. Kebiasaan anak desa, dari SD hingga SMA yang tak lekat dengan buku membuat niatnya semakin mantap.
Setiap hari, saya biasa menemukannya di tempat jaringan. Di mana jaringan internet cepat IndiHome berada. Jaringan yang dialokasikan oleh pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Makian Barat
Lewat hp butut setengah ringsek miliknya, Ical mendownload materi-materi sebagai dasar pengembangan materi baru yang bakal ditampilkan di kelas. Materi-materi itu bakal disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan materi menarik bagi siswa.
Bagi Ical, sebagai pemuda desa, sudah tugasnya menghibahkan waktu beberapa jam. Toh pada akhirnya jika generasi muda ini berhasil maka tak hanya mengangkat martabat diri, melainkan juga martabat desa yang jauh tertinggal.
Ical bagiku pemuda dengan semangat besar. Kesibukannya sebagai guru tidak melemahkan aktivitasnya pada pengembangan diri dan lingkungan sosial. Ia bangga menjadi blogger desa.Â
Pada diri, ia aktif menulis di platform Kompasiana. Menjadi seorang bloger menulis dari dari desa. Perkembangan infrastruktur internet cepat utamanya pada pembangunan tol langit dengan kontribusi Tower BTS Telkom Group menjadikannya mudah mengakses internet.
Hobinya menulis kemudian dituangkan dalam organisasi desa yang di pimpinnya. Yap, selain guru honorer, ia merupakan adalah Ketua Pemuda di Desa Mateketen. Membawahi beberapa Pemuda Desa, terpilih secara aklamasi lewat musyawarah.Â