Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kayu Bakar Pilihan Mama

21 September 2022   15:40 Diperbarui: 21 September 2022   17:42 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kayu bakar di potong-potong kecil (dokpri)

Keduanya kaget. Melompat dan menjauh. Jaga-jaga agar sebatang kayu yang dipegang sang mama yang mengamuk tidak mendarat di pantat.
Keduanya lantas buru-buru mengambil parang tumpul dan lari terbirit-birit. Menuju hutan pada pukul lima sore. Jalan dengan perdebatan adik kakak yang saling menyalahkan, kenapa mereka harus lupa tugas.

Tiga puluh menit tiba di kebun. Kayu yang mereka cari dan tandai rupanya sudah di colong. Alias sudah diambil orang lain. Apes sungguh nasib keduanya. 

Takut tak membawa hasil, mereka kemudian menebang Kayu basah untuk dibawa pulang. Masing-masing satu long (ikat). Dari pada tak membawa kayu, mendingan bawa yang basah; kayu belum kering, saja biar nanti dikeringkan. Toh dua tiga hari juga kering jika matahari bersinar kencang.

Di belakang rumah, kayu itu dijejerkan di atas tanah. Di susun rapi-rapi agar besok bisa terkena mentari. Kalau sudah kering, bakal di tata kembali ke tempat kayu.

Tempat kayu bakar (dokpri)
Tempat kayu bakar (dokpri)

Kayu bakar di potong-potong kecil (dokpri)
Kayu bakar di potong-potong kecil (dokpri)

"Pantas mama marah, kayu abis.," seruh Aster yang melihat  tempat kayu kering buat memasak menipis. 

Di desa, masing-masing rumah punya tempat kayu kering. Metode memasak memang sudah menggunakan kompor. Bukan kompor listrik. Percuma listrik menyalah pada malam hari.

 Kalaupun ada, tak tau masyarakat apa itu kompor listrik. Kompor gas? Lebih parah lagi, takut meledak. Streotip media sudah kadung jadi kepercayaan.

 Kompor di desa itu kompor sumbuh.Punya sumbuh dengan bahan bakar minyak tanah.  Namun karena minyak yang sulit didapat, maka kayu bakar menjadi penting. Ketersediaan ini harus selalu ada. Selain efisien, lama dipakai, tidak beli. Cukup kehutan, potong, bawa pulang.

Kayu apapun bisa jadi persediaan. Bahkan kulit kenari, batok kelapa, cangkang pala bisa jadi sumber perapian di tungku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun