Saya tak menanggapi. Harapanku hanya ingin cepat pulang. Merebahkan diri dan melupakan dua percakapan manusia yang membikin dada serasa sesak. Membikin pikiran melayang jauh di ufuk timur. Pada seorang wanita yang menunggu kabar dariku.
Lama nian hujan berhenti. Sekalipun berhenti hanya sebentar. Saya putuskan pulang. Berjalan pelan dibawah jembatan. Walau sedikit hujan menghujam sepatu.
Saya rebahkan badan sesampai di kamar. Meraih handpone dan membuka sebuah pesan yang sangat ku kenali. Sang kekasih hati.
"Tiga bulan lagi kamu tidak menikahi aku. Maka cukup sampai di situ hubungan kita. Aku sudah muak dengan harapan yang kamu berikan"Â
Aih apes sekali nasibku. Niat hati bermain mimpi malah berujung pedih. Dua insan manusia tadi seakan tau saya dirundung  masalah yang sama....(sukur dofu-dofu)
Kapan Kau meminangaku bang, aku tak ingin menghabiskan umurku dengan menunggu sesuatu yang tak pasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H