Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tukang Pijat Kenalanku

1 September 2022   15:50 Diperbarui: 1 September 2022   15:56 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" saya generasi ke empat pak bisa pijat. Tidak belajar juga. Cuman waktu pijat orang katanya enak," ceritanya.

Ia pun membeberkan bahwa tak belajar langsung. Hanya punya sedikit keturunan tukang pijat. Dari Mbah buyut, Bude, Bule dan dia sendiri. 

Ia awalnya memijat rekan kerjanya. Waktu itu, sedang pengerjaan proyek bangunan. Temannya yang capek minta di pijat. Ternyata pijatannya enak. Dari situlah ia sedikit terkenal. Lewat mulut ke mulut.

" Berarti anak-anak bisa juga pak," tanyaku.

" Kalau anak justru tidak tertarik. Kedua anak lelaki saya lebih suka kerja di kantor. Ya Allhamdullih kerjaan saya bisa membuat keduanya bisa kerja di kantor," ceritanya.

"Oh gitu ya pak. Terus katanya ni pak, Pijat itu pakai doa-doa khusus ya," tanyaku penasaran.

"Kalau doa si saya tidak. Saya setiap mijat hanya berdoa semoga dengan pijatannya, orang tersebut bisa hilang lelahnya, tambah sehat dan rejekinya lancar," jawabnya.

Sungguh ajaib orang ini. Tak hanya rejeki nya tapi di doakan juga agar si pasien lancar rejeki. "Ilmu macam apa ini," heranku. Keihlasannya membuat saya tak habis pikir. Sungguh orang yang paling ikhlas adalah orang-orang yang telah melewati berbagai ujian kehidupan.

Kami terus mengobrol. Dan belum mau aku dipijat. Ia menceritakan bahwasanya, sudah banyak memijat orang terutama pejabat. Ia menyebut beberapa pejabat yang tak asing. Baik di politik maupun jendral Polri atau TNi. 

Menurutnya, mereka itu tak kenal waktu. Kalau igin di pijat, jam berapapun harus siap. Dan, sering di jemput oleh ajudan ke rumah. Ia tentu tak bisa menolak. Pekerjaannya, tidak untuk menolak datangnya rejeki.

Jika orderan sepi, ia nyambi menjadi kuli bangunan. Kuli proyek rumah. Katanya, belum pernah mengerjakan proyek gedung bertingkat. Ingin tapi tidak pernah di ajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun