Naiknya tiket pesawat akan mendorong penurunan ekonomi yang dapat menciptakan inflasi daerah karena naiknya biaya logistik ikut naik. Apalagi selama ini, Maluku Utara menggantungkan segala bentuk pangannya dari luar kota.
Baca Juga : Kenapa di Timur Biaya Hidup Sangat Mahal
Inflasi menjadi momok bagi daerah yang menggantungkan keperluannya dari daerah lain. Naik sedikit harga baik udara maupun laut akan mempengaruhi perkembangan harga lantaran naiknya harga logistik. Maka narasi "di timur semuanya mahal" bukan isapan jempol.
Selain itu, sektor yang paling berdampak ialah sektor pariwisata dan sejenisnya. Sangat sulit nantinya sektor ini tumbuh dan mampu menghasilkan PAD bagi daerah.
Wisatawan nasional maupun internasional sebagai sasaran utama promosi pariwisata khususnya di Maluku Utara akan ikut turun. Keadaan yang nantinya akan mempengaruhi banyak hal seperti hunian hotel.Â
Menurut BPS, 2022, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Maluku Utara pada Mei 2022 sebesar 50,77 persen naik 14,02 poin bila dibandingkan April 2022 yang sebesar 36,75 persen. Tingkat Penghunian kamar (TPK) hotel nonbintang di Provinsi Maluku Utara pada Mei 2022 sebesar 21,20 persen atau naik sebesar 3,72 poin bila dibandingkan April 2022 yang sebesar 17,48 persen. (2)
Tentu, jumlah di atas akan semakin merosot jika tingkat akses menjadi lebih mahal. Dan dapat berdampak pada berbagai sektor pendukung dalam dunia kepariwisataan.
Diizinkannya maskapai menaikkan harga tiket tentu memberikan efek besar. Walaupun harus diakui bahwa kenaikan ini lantaran beberapa faktor eksternal yang terjadi seperti resesi, perang Rusia-Ukraina dan naiknya harga avtur.Â
Tetapi, efek paling besar ialah dunia penerbangan akan mengalami kelesuan. Selain itu, efek nyata inflasi akan terjadi yang pada akhirnya berdampak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi.
(sukur dofu-dofu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H