Makanan Kabong adalah sajian makan siang, sehingga harus di masak lebih awal. Banyaknya komposisi mengharuskan kegiatan memasak dilakukan pagi hari sekira jam 9-10, tergantung dari mereka pulang berbelanja.
Uniknya, makanan Kabong 90 persen rebusan, sehingga pisang, ubi, kasbi, semuanya direbus dan bukan di goreng. Sajian lain yaitu kacang panjang, sayur bunga pepaya, daun bunga pepaya disajikan mentah alias menjadi bahan lalapan.
Ibu-ibu akan memasak semua bahan itu satu persatu. Jika sudah begini, tidak boleh diganggu dan harus stand by untuk di suru-suru.Â
Mula-mula, di masak dulu yang paling berat, ikan bakar utamanya. Kemudian direbus bahan-bahan seperti pisang dan lain-lain, membuat sambal, kuah, dan lain sebagainya.
Jika semua bahan ini sudah di masak, maka sajian paling akhir yang diolah adalah papeda. Di timur, orang makan papeda harus panas, sehingga yang satu ini paling akhir diolah.Â
Semua bahan makanan bisa saja sudah tersaji di atas meja, akan tetapi jika pepeda belum tersaji maka proses makan siang belum akan di mulai.
Dan ketika sudah tersaji, maka makan siang pun di mulai. Semua makanan ini akan dilahap penuh kenikmatan dan pecah suar tentunya.Â
Menariknya, jika ada dari teman, tetangga yang mengetahui lalu diajak, maka seketika itu pula ia akan datang tanpa membuang waktu. Terlambat sedikit tak dapat apa-apa. Kadang juga di-post untuk bahan gaya-gayaan dan mengundang ngiler yang lain.Â
Diajak makan adalah salah satu kebiasaan dalam acara makan Kabong ini. Siapapun itu. Mau di kontak HP atau kenalan atau tetangga.
Dalam praktiknya, orang sering berbagi antar tetangga. Rumah yang membuat makanan kebun akan selalu memisahkan bagian kepada tetangga yang diantar sendiri.Â