Pembangunan berkelanjutan (suistainable) adalah solusi mengatasi permasalahan pelik antara mengejar pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesadaran mutlak bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika lingkungan SDA sudah rusak.
Lingkungan yang rusak pada akhirnya menimbulkan inefisiensi ekonomi. Pertimbangan utama pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan
Pendekatan Green Economy lewat pertumbuhan hijau (green growth) agar tidak lagi mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa eksploitasi berlebihan terhadap SDA dan lingkungan yang selama ini terjadi. Pentingnya green economy bagi Negara-negara kemudian mendorong PPB meluncurkan Green economic Inisiatif (GEI) pada tahun 2008. Kemudian termaktub dalam 17 SDGS, Paris Agreement, dan World Economic Forum.
Beberapa point kemudian menjadi acuan atas keseriusan membangun ekonomi hijau diantaranya, di Paris Agreement dalam COP21 tahun 2016 yakni mengurangi laju emisi dari business as usual di tahun 2030, menahan laju temperatur global di bawah 2⁰C dari sebelum Revolusi Industri kemudian pada G20 di dorong komitmen negara-negara pada isu perubahan iklim, termasuk untuk phasing out subsidi atas fossil fuels.
Lalu G20 finance track guna membentuk Sustainable Finance Working Group (SFWG). Pada COP-26 bulan November 2021, pendanaan iklim merupakan salah satu tema utama untuk mewujudkan Net Zero Emissions secara global di tahun 2050, serta Carbon pricing menjadi instrumen yang diandalkan dan dipromosikan dalam berbagai forum serta Tren global ESG funds semakin meningkat pesat sejak 2020. ( Kemenkeu, 2021)
Green Economy dipandang penting agar pembangunan ekonomi yang dilandaskan ketergantungan pada SDA berlebihan dan sering tidak diikuti oleh perkembangan teknologi ramah lingkungan serta ektraktif dapat ditinggalkan.
Sehingga penggunaan dan pemakaian sumber tidak ramah lingkungan yang menyebabkan emisigas rumah kaca serta perubahan iklim dapat ditekan dan dihilangkan. Dalam Green Economy, alokasi teknologi sudah terbaruhkan, manajemen proses dan pengorganisasian keta, kebijakan yang efektif terutama dalam melindungi lingkungan, keterlibatan swasta yang konsiten dan bersih dapat mendorong kesejateraan.
Presidensi G20, Peluang Penguatan Investasi Hijau
"Recover together, Recover Stronger" Tema besar dalam pertemuan G20 diharapkan mampu memberikan peluang kepada Indonesia guna membangun komitmen, koordinasi dan kebijakan yang kuat dalam membangun ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi yang lambat pada periode pandemi telah mengancam berbagai sektor salah satunya stabilisasi di bidang keuangan. Sehingga G20 diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang tepat dan iklusif agar dapat pulih bersama.
Stabilisasi keuangan Negara yang terganggu akibat adanya pandemic Covid-19 kemarin membuat Indonesia sebagai Presidensi G20 merumuskan beberapa agenda prioritas keuangan. Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan menyepakati komitmen untuk enam agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia,