Di balik bangunan megah kelas elit ini, kebisuan lebih maju menantang daripada keramaian dan bisingnya kota. Hidup yang tak hidup.
Kota itu hidup. Warganya tak pernah diam beraktifitas layaknya temaram lampu jalanan yang enggan padam. Mengawal manusia yang tidak pernah kehilangan energi; mengais handpone, ngopi dibalik bangunan-bangunan megah, bercengkrama dan tertawa tanpa peduli lalu-lalang kendaraan yang tak sedikitpun membiarkan jalanan rehat, hingga kelab-kelab malam yang penuh kecerian.
Kota itu hidup. Infrastrukturnya begitu megah. Perkantoran yang megah, jalanan yang lebar-lebar, hingga kendaraan dengan berbagai tipe. Dari yang kelas murahan hingga kelas mahal-an- semuanya dapat dipandangi dalam sekali tatatan
Dasar kemajuan bernama kota yang selalu diidentifikasikan dengan kemajuan insfrastruktur. Semakin maju, semakin kota pula. Tak ada narasi yang lebih utama dari ini dalam ukuran kemajuan. Namun, Â dibalik kemegahan dan bergelimang narasi kemajuan, tersimpan kengerian yang nampak nyata, kehilangan sikap sosial.
Manusia-manusianya menjadi robot, kaku. Tak saling kenal atau saling sapa. Ukuran prestasi berada dibalik meja "karir" membuatnya semakin kehilangan kepekaan. Kota itu tempatnya peluang. Sekali diraih, hukumnya wajib mempertahankan.Â
Kehidupan mungkin sedikit berjalan di perkantoran, di ruang-ruang ini pertemanan sedikit terjalin. Walau kadang sempitnya ruangan tak menjamin ada yang saling mengenal dengan baik. Â Terkotak-kotak seperti bangunan-bangunan pencakar langit.Â
Di tongkrongan, baik di cafe kelas bawah atau kelas elit sekalipun berlaku aturan "gank, friendzone, bestie" dan lainya. Tak ada aturan tongkrongan bersama layaknya di desa-desa.Â
Kepercayaan adalah barang mahal. Kenal bukan berarti percaya, ngobrol bukan berarti berteman. Jika sekali percaya, loyalitas harus di jaga, hingga kadang tak ada pintu baginya membangun hubungan dengan yang lain.
Di jalanan, lebih runyem lagi. Say hallo bukanlah tradisi atau kebudayaan seperti gambaranbumumnya orang Indonesia. Masing-masing saling mencurigai. Rutinitas kejahatan mungkin membuat trauma hingga lupa cara melempar senyum. Tertunduk, tergesa-gesa, menghindar ada sekelumit contoh dari ribuan sikap
Orang-orang dengan gampang berpindah-pindah. Menetap digedung-gedung pencakar langit. Apartemen atau perumahan adalah tempat ternyaman mengakhiri kehidupan di luar rutinitas kota.Â
Di apartemen misalnya, Â kehidupan berjalan sangat ekslusif. Tetangga bukan berarti bisa saling menyapa. Urusanmu milikmu. Batas mu terkotak pada ukuran kamarmu. Lewat sedikit,securiti-securiti datang menegur.
Jumlah penghuni tidak menjamin hubungan akan terjalin. Sebab, esklusifitas sangat di junjung. Untuk masuk kamu membutuhkan akses, tak ada akses tak  bisa masuk. Bahkan meminta tolong untuk masuk adalah hal yang sering kali sulit.Â
Akses sebagai kunci hanya bisa menjajal lantai yang ditempati. Tidak bisa melebihi hingga ke lantai-lantai lainnya. Kehidupan di sini bagai penjara. Sebuah tempat yang dipandang megah orang di luar kota.Â
*
Kota itu hidup, tapi tak hidup. Waktu berputar dengan sangat cepat hingga detikpun tak mampu didengarkan. Â Abe Rosenthal, editor laman majangpolis New York Times menyebutnya " Kita sendirian". Itulah kenapa kota itu penjara.
Benar adanya kata Goenawan Muhammad yang ia goreskan pada catatan pinggir "Mungkin saya menyukai pagi, karena disana saya berlindung dari kecepatan detik,"
Ingin rasanya aku memanggilnya, duduk dengan secangkir kopi dan ku minta ia menceritakan tentang pagi dengan kabut dan sinar matahari, berjalan mengikuti bayang-bayang abadi yang Ia maksud. Â Sembari memungut ingatan, Cathedrale de Chartes " demikianlah kisah dari pasah, ketika seluruh alam diburu resa oleh goda, zina, cinta dan perkotaan".
Goenawan Muhammad memberikan aku suatu gambaran tentang Kota, di mana mekanisme waktu tidak berlaku. Detik, menit dan jam berlalu dengan cepat. Melawan takdir dari pekerjaanya. Â Bahwa kota adalah penjara bagi manusia. (sukur dofu-dofu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H