Kondisi ini diperkuat dengan jaringan internet yang disediakan oleh pihak pemerintah Kecamatan dan diakses gratis oleh warga desa. Ketersediaan wifi IndiHome yang dipasang oleh pihak Kecamatan Makian Barat, Pemerintah desa, Sekolah, Puskesmas.
Jaringan internet ini oleh warga disebut Wifi. Manfaat internet IndiHome pada akhirnya membuat warga memanfaatkan dengan berbagai macam kepentingan. Mulai dari melakukan pekerjaan, berselancar di dunia maya, menonton Youtube, mengerjakan tugas dan berbagai hal yang mendukung pekerjaan utamanya pegawai yang bekerja di Desa.
Salah satu guru menuturkan, dulu sebelum hadirnya jaringan internet, mereka harus bolak balik Ibu Kota Kabupaten yang ditempuh dengan waktu sehari semalam. Biaya yang dikeluarkan cukup besar lantaran harus menggunakan kapal laut dengan mula-mula menuju Kota Ternate menggunakai Speedboat kemudian lanjut lagi malamnya menggunakan kapal yang lebih besar.Â
Perjalanan itu dilakukan hanya untuk mengantar dokumen-dokumen seperti data siswa, alokasi anggaran hingga kenaikan pangkat dll. Kondisi yang sama juga diutarakan pegawai Kantor Kecamatan di mana mereka harus bolak-balik mengurus berbagai hal.Â
Kesamarataan dan pembangunan jaringan telekomunikasi mendorong kemajuan dalam melakukan tugas secara efisiesi. Kehadiran internetenya Indonesia utamanya IndHome. Manfaat internet membuat mereka tinggal mengupload ke sistem tanpa harus mengeluarkan biaya dan tenaga untuk sampai ke Ibukota Kabupaten Halmahera Selatan.
Pada tahun 2021 kemarin, ketika Pandemi Covid-19 melanda, saya sendiri memutuskan untuk pulang kampung sebentar dengan tujuan menengok kebun Buah Pala yang sudah enam tahun ditinggalkan.
Ketika sampai, handpone yang tadinya tak ingin saya bawa kemudian menangkap sinyal full dengan  jaringan 4G terpampang di layar handpone. Sepanjang jalan saya menuju rumah sekira 1 Km dari pelabuhan labuh HP saya terus menangkap sinyal.
Suasana Covid di desa juga seperti di perkotaan. Sekolah-sekolah dilaksanakan daring. Namun karena desa saya kecil dan hanya berpenduduk 500 KK, sekolah dilaksanakan semi daring. Jarang sekali menggunakan zoom lantaran banyak siswa maupun guru tidak memiliki perangkat elektronik,yakni laptop.
Faktor ekonomi menjadi aktor terdepan karena mayoritas pekerjaan orang tua berprofesi sebagai petani perkebunan; Pala dan Kelapa, komoditi musiman.
Alhasil, kebijakan pendidikan yang diambil hampir di semua tingkat sekolah di desa saya ialah siswa-siswi hanya datang absen, mengumpulkan tugas, diberi tugas lalu pulang kembali.