Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Musim Durian Membawa Berkah bagi Pedagang Durian di Maluku Utara

18 Januari 2022   01:10 Diperbarui: 22 Januari 2022   17:03 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan sebuah kantor perusahaan listrik, Om Ocan menjajakan duriannya. Bersama sang istri bahu membahu menyambut para pelanggan yang datang membeli.

Tak jarang mereka juga menyapa para pengguna jalan yang lalu lalang agar mau mampir dan membeli durian.

Om Ocan dan istrinya tidak punya lapak. Mereka berjualan di pinggir jalan bersama para pedagang sejenis. Sudah hampir dua minggu ini mereka berjualan durian seiring musim buah durian sedang panen.

Buah durian yang mereka jual bukan hasil dari kebun milik mereka, melainkan diambil dari petani. Durian-durian ini didatangkan dari Halmahera, Tidore hingga Ternate.

Pembeli sedang membeli duren (Dokumentasi Pribadi)
Pembeli sedang membeli duren (Dokumentasi Pribadi)

Setiap buah dibeli dari petani dengan harga 30-90 ribu Rupiah. Harga ini mengikuti ukuran dari buah durian. Semakin besar durian semakin mahal harganya. 

Mereka mengambil 50 biji per dua hari lantaran modal yang tersedia tidak sebesar pedagang lain yang mencapai ratusan biji.

Dari sini, mereka menjual per buah mulai dari 50-100 ribu Rupiah per buah. Sementara sering diterapkan strategi jual 3 buah 50 ribu Rupiah, biasanya berukuran kecil dan 2 buah 150 ribu Rupiah. 

Durian (Dokumentasi Pribadi)
Durian (Dokumentasi Pribadi)

Penjualan durian bisa dibilang menguntungkan. Tak sampai dua hari durian-durian laku terjual. 

Pedagang seperti Om Ocan merupakan pedagang musiman. Setelah musim selesai mereka akan melakukan aktivitas lain. 

Saat ini, di Maluku Utara sedang musim durian. Walau periode dalam musim ini belum masuk musim panen besar. Lantaran belum musim panen puncak, maka harga per buah durian sangat melangit.

Berbeda dengan daerah lain, musim durian di daerah ini menjadi fenomena yang menarik disaksikan. Gambaran fenomena ini seperti fenomena ramai-ramai menanam bunga tahun lalu.

Jika di daerah lain sangat mudah menemukan buah durian di berbagai toko atau pasar, maka di Maluku Utara tidak demikian. Tidak ada toko atau pedagang yang menjual durian di sepanjang tahun. Bahkan tak ada durian impor dari luar daerah, sehingga durian menjadi buah yang ketika musim tiba, menjadi buruan para konsumen. 

Buah Durian dari Tidore dan Jailolo (Dokumentasi Pribadi)
Buah Durian dari Tidore dan Jailolo (Dokumentasi Pribadi)

Buah durian di Maluku Utara merupakan produk pertanian yang paling banyak diusahakan di tiga kabupaten, yakni Halmahera Barat (Jailolo), Kota Tidore dan Kota Ternate. 

Tiga daerah ini merupakan penghasil durian yang memenuhi pasar konsumen di Ternate. Setiap musim, ratusan ton durian masuk ke Ternate.

Buah durian ini kemudian menjadi label produk. Setiap konsumen yang ingin membeli durian akam menanyakan terlebih dahulu asal dari durian tersebut. Misalnya durian Ternate, durian Tidore bahkan durian Jailolo.

Bahkan labelnya hingga ke desa atau kampung yang menurut kebanyakan masyarakat sangat enak yakni durian Moya (Ternate), durian Kulaba (Ternate), durian Maftutu (Tidore), dan lain sebagainya.

Masyarakat tidak mengenal jenis durian ini atau itu. Tidak ada durian bawor, montong, dan lain-lain.

Musim durian menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat di Maluku Utara. Di sepanjang jalan kita para pedagang menajajakan durian. 

Musim ini merupakan musim berkah bagi petani, pedagang bahkan kampung tempat durian buruan. Di mana mereka bisa meraup keuntungan yang besar.

Berkah bagi kampung asal durian favorit ialah, banyak kunjungan dari masyarakat yang berburu durian hingga kebawah pohon. Bahkan baru-baru ini beberapa kampung salah satunya Kulaba ditetapkan sebagai desa wisata durian.

Sementara di Soa Sio Kota Tidore beberapa tahun lalu, sempat diselenggarakan festival makan durian gratis yang akhirnya dicatat dalam rekor MURI.

Musim durian merupakan musim yang ditunggu-tunggu masyarakat di Maluku Utara. Fenomena yang bagi saya cukup unik karena antusiasme masyarakat mengkonsumsi buah berduri ini. 

Apapaun itu, telah menciptakan sebuah kondisi di mana terdapat keuntungan yang terlibat di dalamnya. (Sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun