Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perselingkuhan

14 November 2021   04:12 Diperbarui: 14 November 2021   06:30 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah tayangan video, seorang Bupati turun langsung mengecek lokasi terjadinya banjir di sebuah desa. Insentitas hujan yang tak seberapa pada malam hari menyebabkan terjadinya luapan disepanjang aliran kali; sungai. Akibatnya, desa terkena dampaknya. Ini pertama kalinya desa mengalami kejadian seperti ini.

Bupati yang turun langsung berpenampilan sederhana, berkaus kutang, celana panjang digulung tanpa alas kaki. Ia nampak mencolok dibanding para kadis dan para staf yang meninjau lokasi, berpakaian batik alias formal. Ciri khas para pejabat.

Ia mengunjungi rumah warga yang berada tepat di samping aliran sungai. Menegur para warga agar mengungsi karena derasnya aliran air menjadi tontonan. Tak berselang lama ia memantau dan menginstruksikan para kadis yang bertanggung jawab agar melakukan evakuasi.

Selanjutnya ia menginstruksikan agar membangun talud yang lebih besar agar tidak meluap. Mendengar itu saya tak melanjutkan lagi menonton. Video itu seketika membuat saya menjadi bosan. "Lagi-lagi diselesaikan dengan talud".

Sementara selang seminggu kemarin, warga satu kelurahan di Kota Ternate menggelar demonstrasi besar-besaran. Memalang akases jalan utama dan menyebabkan kemacetan parah.

Tak main-main, warga kelurahan tersebut sampai memblokade jalan utama tersebut beberapa jam. Tuntutan mereka sederhana. persoalan klasik yang hampir terjadi di semua pesisir indonesia, menolak reklamasi.

Bagi mereka, penolakan reklamasi bukan tak beralasan. Sebab, setiap kali terjadi hujan, kelurahan mereka adalah salah satu yang paling terkena dampak. Posisi kelurahan yang rendah dan hilir yang sudah terbungkua reklamasi menyebabkan air tak dapat mencapai laut.

Reklamasi yang sedang berlangsung pun berjalan tepat di lokasi strategis. Di mana pada proyek reklamasi tersebut merupakan hutan kawasan mangrove. yap saya jadi ingat betapa banyaknya mangrove di lokasi ini.

Kini, mangrove tersebut sudah tertimbun proyek reklamasi. Hanya untuk membangun gudang multiguna milik investor.  Tentu saja atas izin pemerintah daerah.

*
Dua kejadian ini memiliki urgensi yang berbeda tapi bertalian erat dalam suatu persoalan, banjir dan afiliasi kepentingan bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun