Fenomena sampah plastik yang dibuang sembarangan membuat beberapa dari kami melakukan gerakan. Terutama ketika melihat banyak sekali sampah plastik dibuang ke selokan, jalan dll di lingkungan keluharan tempat kami tinggal di Kota Ternate.
Gerakan tersebut yakni mengumpulkan sampah plastik tersebut dan memanfaatkan botol, wadah minuman, dan kantong kresek sebagai wadah tanaman ketimbang mengeluarkan biaya membeli polyback.Â
Hari demi hari kami kumpulkan. Baik dari lingkungan sendiri hingga ke luar lingkungan. Ke manapun kami berkunjung, kami tak luput memungut sampah tersebut untuk dibawa pulang.
Sampah plastik yang terkumpul kemudian dibersihkan, membuka label produk, dipotong menjadi dua bagian, lalu di lubangi. Tak terhitung jumlah yang sudah kami persiapkan.
Setelah tahapan persiapan selesai, proses penyemaian tanaman dilakukan. Tanaman tersebut yakni holtikultura, seperti kangkung, pakcoi, seledri, dan beberapa tanaman pangan penting bagi rumah tangga yakni cabai, tomat, dan bawang.Â
Pemilihan komoditi ini bagian dari mendukung pangan penting. Di mana pangan ini kebanyakan didistribusikan dari luar provinsi. Secara tidak langsung langkah yang dilakukan adalah upaya mendukung menanam dari pekarangan dan memanfaatkan pekarangan di kota yang sempit.
Setelah beberapa hari penyemaian, tak lupa proses pembuatan pupuk dari bahan bekas sampah makanan juga dilakukan. Sehingga makanan sisa dapur tersebut tak terbuang sia-sia. Gerakan pupuk organik juga diterapkan.
Penanaman yang kami lakukan menggunakan dua metode, yakni di isi air, semi hidroponik, dan menggunakan tanah.