"Sudah sekolah?"Â
"Sudah," jawabnya.
"Sekolah di mana," tanyaku
"Di Moti,". Sambil menunjuk pulau sebelahnya.
"Libur,"Â
"Tidak kaka, so masuk. Tapi mau lihat mama ," ujarnya.
Pantas saja pikirku. Ia tak begitu hafal nama daerahnya. Ia bersekolah lain pulau dengan kampung asalnya. Anak berusia sekira sembilan tahun ini kemungkinan tinggal bersama dengan sanak famili yang merawatnya.
Ia hanyalah sebuah kasus yang tiba-tiba mengingatkan saya pada banyak hal. Utamanya pendidikan di daerah kepulauan seperti Maluku Utara.
Hingga kini, masih banyak orang tua yang mengirim anaknya bersekolah di tempat lain dan jauh dari daerah asal. Hal ini lantaran adanya ketimpangan pembangunan utamanya sekolah atau ketersediaan tenaga pendidik.
Faktor lainnya adalah agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan berkualitas dan terbaik ketimbang bersekolah di desa. kemudian menjadi disiplin dan mandiri.
Saya jadi ingat, beberapa hari sebelum melakukan perjalanan, dalam sebuah kanal youtube saya melihat anak-anak publik figur disekolahkan dengan fasilitas luar biasa dengan pendampingan satu anak satu guru. Bahasa yang digunakan pun full bahasa asing.