Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rebutan Jabatan Publik

28 Agustus 2021   22:26 Diperbarui: 29 Agustus 2021   08:11 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab saya menggap, Jika kelompok sainstis mulau berubah landasan pikirnya, dan mulai bermain-main pada wilayah politik praktis maka lingkungan sendiri (perguruan tinggi) akan menjadi kumuh dan kusam.

Kualitas tak terjamin walau lembaga punya akreditas yang tinggi. Sains jadi terbengkalai, mahasiswa jadi apatis. Pun dengan tingkatan paling bawah semisal sekolah. Di mana para oknum pendidik juga turut berkontribusi pada politik praktis.

Walau tidak dipungkiri bahwa mereka punya hak privat namun secara dinamika mereka punya andil besar dalam memainkan peranan politik praktis.

Kami terus mengobrol utamanya tentang strategi mereka memenangkan kandidat yang terang-terangan mereka dukung. Bagaimana alokasi sumber daya baik ide, manusia hingga modal yang tak sedikit. Obrolan begitu panjanh. Hingga berjam-jam.

Sebulan kemudian, nama-nama yang digadang-gadang bakal jadi "Kadis"itu justru terombang - ambing. Mereka ngamuk-ngamuk. Kepentingannya tidak di akomodir. Ditikung oleh kandidat lain

Geramlah mereka. Dari berawal menjadi ring 1 berbalik menjadi musuh. Padahal mereka sudah melakukan berbagai upaya agar terpilih. Agar memimpin suatu badan.

Sungguh sial. Dari beberapa diantara mereka, hanya 1 yang terpilih. Selebihnya di PHP alias digantung. Berbagai nada kegeraman dan naluri balas dendam tercurahkan. Dari kata tidak komitmen, pemimpin yang termakan hasutan pihak luar hingga berjanji sang pemimpin tak akan lagi bertahta kedua kali.

Fenomena ini hanyalah gambaran nyata dari perlilaku poltik berebut jabatan. Sudah lama limgkungan ini saya menjadi bagian yang selalu saya saksikan tiap momentum.

"Berharap karena Kenal"

Seorang pegawai negeri sipil mengurus kepindahannya dari salah satu kabupaten menuju kabupaten lain. Hal ini lantaran di kabupaten yang ia tuju dijanjikan menjadi kadis. Juga karena orang nomor satu disitu keponakannya.

Di kabupaten yang ia tinggalkan baru saja ia dicopot. Baru sebentar ia memimpin, tak sampai sebulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun