Tujuan saya tetap membeli ikan. Walau terpaut dua hari setelah kungungan pertama, akan tetapi tak ada pengurangan harga. Saya membeli seekor cakalang kecil (0.5 up). Setelah itu, saya bergeser ke lokasi penjualan telur.
"Om telur sekilo berapa,"Â
"Tidak jual kilo tapi jual satu rak," Jawabnya menjelaskan.Â
" Kalau yang kecil 32 ribu sementara yang agak besar 30 ribu," sembari menujuk mana klasifikasi telur agak besar dan kecil.
Saya putuskan membeli satu rak telur lalu lanjut ke pedagang lain. Kali ini yang saya tuju ialah pedagang Barito (Bawang, rica; cabai, Tomat).
 Komoditas bawang terbilang sedikit naik hampir rata-rata pedagang menjual perkilo 50 ribu dan pertempat yang berisi 4 sampai 5 siung dibanderol seharga 5000 rupiah namun berbeda dengan cabai yang harganya gila-gilaan terutama cabai.
Harganya membuat saya hampir pingsan. Harga yang dibanderol yakni 120 ribu perkilo untuk cabai rawit hijau. Sementara cabai rawit merah  rata-rata 90 ribu ribu perkilo. Dan, cabai merah keriting 50 ribu perkilogram.
Kondisi ini memaksa saya mengingat, pantasan saja sedari berkeliling tidak nampak banyak penjual cabai keriting. Sebuah kondisi kelangkaan yang melanda hampir se-Indonesia.
Dalam berbagai rilis di media terjadi kenaikan yang cukup tinggi walau klaim Kemendag kondisi harga ini akan terus turun. (1)
Sementara dalam laporan Pusat Harga Pangan Starategis Nasional (PIHPS), secara agregat beradasarkan data pantauan per 9 April menujukan bahwa terjadi beberapa kenaikan dan penurunan harga pangan.
Secara nasional terjadi kenaikan pada komoditas cabai rawit, cabai merah dan cabai hijau. Dan secara kedaeraan kenaikan tertinggi tersebut terjadi di beberapa daerah yakni Kalimantan dan Maluku, Maluku Utara Serta Papua.