Wisuda adalah prosesi sakral. Akhir dari sebuah perjuangan meraih gelar. Di Maluku Utara, untuk merayakannya selalu diadakan jamuan makan siang.
Dua hari sebelum acara wisuda, tiga buah undangan saya terima. Ketiga undangan tersebut datang dari kerabat dan beberapa junior. Satu diantaranya berisi dua nama yang juga adik sepupu saya.
Ketiga undangan itu memiliki maksud yang sama yaknk "Jamuan makan siang diwisudanya si A atau si B".
Sebenarnya tanpa di baca, saya sudah mengerti maksud dan tujuan undangan tersebut. Namun yang dicari tahu ialah di mana alamat rumah tempat acara digelar. Sebab banyak dari mereka yang menggelar acara bukan di alamat mereka berdomisili.
Kebanyakan dari mereka menggelar acara di rumah keluarga atau kolega dekat terutama mahasiswa indekos.
Undangan jamuan makan siang seperti ini sudah menjadi sebuah budaya di Maluku Utara. Setiap ada pergelaran wisuda selalu diperingati dengan jamuan makan siang atau makan malam di lanjutkan acara ronggeng atau pesta.
Walau yang terakhir ini opsional. Bisa di gelar bisa tidak tergantung keinginan keluarga atau mendapat izin dari pihak keamanan. Tetapi biasanya perihal izin keramaian selalu diberikan.
Undangan yang datangpun tak tanggung-tanggung. Semakin banyak kenalan semakin banyak undangan yang diantar ke rumah.
Dulu saya mengingat, ketika masih stay di Ternate, setiap ada prosesi wisuda, ada sekitar 10 sampai lebih undangan yang saya terima. Dan dari semua undangan itu, kita seakan wajib datang. Bayangkan saja betapa lelahnya bergerak dari satu acara ke acara lain.
Sudah menjadi sebuah keharusan, setiap pergelaran wisuda ada acara makan-makan. Tujuannya bermacam-macam. Namun menurut hemat saya tidak hanya sekedar hura-hura melainkan mengandung makna yang mendalam.