Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayam dan Telur, Makanan Favorit Anak Kos

7 Januari 2021   23:56 Diperbarui: 8 Januari 2021   00:06 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara konsumsi, ditilik dari konsumsi perkilogram untuk telur ayam, jumlah konsumsi perkilogram mingguan menurut BPS, sejak 2007-2019 tidak meningkat. 

Tahun 2007, jumlah yang di konsumsi 0.122 kg dan meningkat 2019 sebesar 0.124. (2) sementara konsumsi perkapita selama selama 2017 hanya mencapai 1,7 kg. Artinya baru mencapai 125 butir pertahun (3). Sementara komsumsi daging ayam ras  sebesar 18,16 kg perkapita pertahun (4)

Jika ditilik dari data-data diatas, presentase kenaikan baik produksi dan konsumsi masih sangat rendah. Walau, dalam beberapa data terdapat adanya surplus.

Padahal, ayam dan telur adalah komoditi penting selain dari segi manfaat untuk kesehatan juga  bagian dari ketahanan pangan. 

Ketersediaan dan keterjangkauan daging ayam dan telur sangat menjamin  keberlangsungan ketahanan pangan di Indonesia. Sudah banyak kasus di mana dua komoditi ini mengalami kelangkaan. 

Masyarakat akan mengeluh karena terkait erat dengan tingkat pengeluaran, konsumsi dan Inflasi. Apalgi, ditengah pandemi dan sebentar lagi pemerintah berencana melakikan lockdown.

Ketersediaan pangan utamannya disaat pandemi  saat ini sangat bermanfaat. Apalagi ayam dan telur. Namun perlu juga adanya stabilisasi harga dari keduanya. Sebab, bagi saya, salah satu aspek kenapa tingkat konsumsi perkapita kita rendah karena ketidakjangkauan masyarakat. 

Keterjangkauan ini dimaksudkan ialah bagimana masyarakat bisa mendapatkan ayam dan telur dengan harha yang terjangkau. Apalagi, kedua komoditi ini seringkali menjadi komoditas penyumbang inflasi.

Dalam rekap  Susenas 2018, rata-rata pengeluaran perbulan untuk komsumsi telur mencapai Rp. 39.670 (perkotaan), Rp. 23.178 (pedesaan) dan Rp 32.196 (Perkotaan +pedesaan). 

Data ini adalah data gabungan secara absolut. Jika dilihat perprovinsi maka angka pengeluaran konsumsi biasanya lebih besar karena tingkat ketersediaan yang kadang langkah.

Olehnya itu, untuk mendorong agar tingkat konsumsi dan produksi meningkat sesuai capaian target 2025 di angka 9 kg perkapita (konsumsi) maka perlu ada tindakan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun