Sementara agak jauh dari Ternate ialah Kabupaten Morotai hingga Lelei, Halmahera selatan.
Tahapan persiapan di mulai dengan membahas kemana lokasi yang kami tuju. Setelah lokasi disepakati kemudian membahas logistik, akomodasi perjalanan, hingga anggaran.
Esok paginya, semua logistik harus di kumpulkan di satu titik. Hal paling utama ialah makanan dan air. Setelah itu tenda seadanya. Kami biasa menggunakan terpal bukan tenda khusus. Selain ini barang penting lainnya ialah, senar dan kail. Persoalan ini paling sering diperdebatkan, sebab semua dari kami hobi mancing.
Setelah selesai, lalu di brefing. Hal ini dilakukan agar tidak melakukan hal yang merusak dan mengganggu. Dan bertindak tidak berlebihan yang dapat memancing kemarahan baik masyarakat hingga "masyarakat mistis".
Kepastian lainnya adalah izin kepada orang tua. Bagi yang tak diberi izin bakalan tidak kami ajak. Sebab, walaupun refresing akan tetapi perihal ini bukan main-main. Antisipasi harus dilakukan karena berada di daerah lain. Selain itu, juga dilakukan pembagian tugas saat tiba di lokasi.Â
Proses kemping kami memang agak ribet. Sebab setiap kali berangkat jumlah pasukan yang ikut di atas 15 orang. Jarang saya kemping di bawah 5 orang. Paling sedikit 5 atau 8 orang.
*
Untuk ke Tidore, kami biasa menyewa speed boat sekali antar 100 ribu atau antar-jemput 250 ribu. Sementara ke Maitara menggunakan kapal kayu dengan biaya per orang 15 ribu.Â
Jika kemping jauh dari Ternate maka dua atau tiga hari sebelumnya sudah di lokasi. Karena jarak tempuh yang lumayan jauh.
Setelah sampai, hal pertama yang dilakukan ialah mendirikan tenda. Disinilah tugas, dan tanggung jawab berperan. Biasanya tanpa aba-aba, masing-masing sudah tau tugas. Namun, sebelum memasang tenda kami terlebih dahulu meminta izin di kepala desa atau petinggi di Lokasi kami berada.