Ilham sendiri berprofesi sebagai tukang ojek untuk membiayai kehidupan ia dan ibunya serta mengumpulkan uang semester dan menyicil motor ke dealer.
"Kalau di dealer per bulan Rp 800.000 selama 22 bulan. Tinggal 6 bulan lagi terus lunas. Lumayan besar juga karena pas kredit uang muka kecil," kata Ilham.Â
Setiap hari ia menawarkan jasa ojek dan mendapatkan penghasilan rata-rata di atas Rp 150.000. Dari penghasilan itu ia alokasikan dengan bijak.Â
Selain mengangkut penumpang biasa, ia juga punya langganan. Langganan ini ialah anak sekolah dan pekerja kantor. Ilham punya 6 langganan. Sebagian besar anal sekolah dasar dan sekolah menengah.
Mereka dipercayai oleh orangtua siswa untuk antar jemput anaknya di sekolah. Begitu pun dengan langganan yang berprofesi sebagai pegawai.Â
Bayaran yang diterima lebih besar dari penumpang biasa. Sekali antar untuk langganan kantor bisa 20.000 sementara anak sekolah kebanyakan dibayar per bulan Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000.
Sementara Basten dan Patrik, ojek adalah profesi harian. Dua pria asal Jailolo Kabupaten Halmahera Barat ini akan menawarkan jasa seharian bahkan tak jarang pula hingga malam. Keduanya sudah berprofesi sebagai tukang ojek sejak SMA .
Dalam sehari keuntungan diraup sebesar Rp 300.000. Dari penghasilan itu kemudian dibagi keuntungan dengan pemilik motor sebesar 50 persen. Kemudian, dialokasikan membayar kosan dan keperluan lain.
Tanggung jawab atas kondisi sepeda motor kebanyakan tanggung jawab mereka ketimbang majikan. Satu yang dikhwatirkan adalah ketika sang majikan menarik sepeda motor yang digunakan untuk ngojek. Sebab, dengan tindakan itu mereka harus mencari lagi majikan lain tau warga yang memiliki satu atau dua kendaraan.
Mereka memiliki rencana untuk melakukan kredit sepeda motor namun masih mengumpulkan uang muka minimal agak sedikit besar sehingga bayaran kredit tak terlalu mahal.Â