Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Demi Layanan Kesehatan, Laut pun Ditantang

20 November 2020   23:22 Diperbarui: 23 November 2020   08:12 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menurunkan Barang bawaan. Dok. Hairil

Melewati darat juga bukan perkara muda. Mereka juga harus bekerja keras. Kerja yang membutuhkan tenaga dan fisik. Misalnya melewati sungai hidup tanpa jembatan, terhalang pohon tumbang dan jalanan seadanya. Sebab jalan di kepulauan bukan hotmix atau jalan raya semisal di Jakarta. Di sini, mau laut atau darat begitu mencenangkan.

Menurunkan Barang bawaan. Dok. Hairil
Menurunkan Barang bawaan. Dok. Hairil
Dok. Hairil. Perjalanan darat
Dok. Hairil. Perjalanan darat
Setelah sampai proses evaluasi puskesmas hingga pelayanan dasar diberikan. Utamanya pelayanan kesehatan dasar. Menginap sudah pasti dilakukan. 

Dalam sekali mengunjungi desa tak jarang mereka menghabiskan waktu 3 sampai 5 hari untuk satu desa. Desa lain yang dituju juga demikian. Hingga semua desa selesai.

Untuk kembali mereka harus jalan menuju tempat awal pendaratan yang juga ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan motor milik warga desa dan kembali melintasi laut ke ibu kota Kabupaten dengan hantaman-hantaman gelombang tinggi. 

Kondisi ini dihadapi setiap kali mereka melakukan pelayanan atau kunjungan ke puskesmas-puskesmas di pulau yang menjadi prioritas pelayanan kesehatan pemerintah daerah. Setiap kali berangkat tim yang ikut harus siap tahan banting baik fisik, emosi hingga tenaga.

*

Pusling laut merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan terpadu yang gencar dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pemerintah daerah untuk desa di kepulauan yang terisolasi atau jauh dari pusat pemerintahan. Tujuannya tentu saja memberikan pelayanan kesehatan.

Di balik itu semua, ada suka dan duka. Saya misalnya menyaksikan beberapa kali kejadian yang tak mengenakan. Misalnya ketika fasilitas kesehatan di puskesmas tidak memadai dan pasien dalam kondisi emergency. 

Mereka harus menempuh perjalanan laut yang membahayakan. Pernah beberapa kali pasien emergency setelah pertolongan pertama kemudian harus dilarikan ke Kota. 

Di kampung saya, dulu, banyak pasien emergency dilarikan ke Kota Ternate karena puskesmas tidak memiliki fasilitas rawat inap; belakangan puskesmas sudah memiliki rawat inap namun justru kekurangan dokter.

Kadang pasien dilarikan ke kota pada siang atau malam hari dengan menempuh Perjalanan laut hingga tiga sampai empat jam. Bahkan beberapa kali pasien tak terselamatkan walaupun dilarikan ke puskesmas terdekat dengan fasilitas memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun