Banyak kerumunan terjadi di rest area. Yang dari kerumunan tersebut tidak satupun diketahui apakah tertular atau tidak. Tentunya ini menjadi sebuah dilema.
Memang patut di akui bahwa lalu lintas yang semakin naik menunjukan ada gairah dalam memulihkan ekonomi. Setiap rest area yang terdampak dapat kembali buka. Warung-warung yang terdampak dapat beroperasi seperti sedia kala seperti sebelum pandemi.
Apalagi setia rest area, menurut Jokowi dikutip dari ekonomi zone.com diisi oleh UKM. Dimana, 94% rest area Tol Trans Jawa diisi oleh tenant lokal dan UKM. Yang terletak di KM 360B (Tol Batang-Semarang) dengan 52 kios sudah siap 100%, KM 429B (Tol Semarang-Solo) dengan 11 tenant yang siap 100%, KM 519B (Tol Solo-Ngawi) diisi dengan 24 tenant sudah siap 100%, serta KM 726B (Tol Surabaya-Mojokerto) 27 tenant yang hampir selesai. (3).
Namun,pertumbuhan angka laulintas keluar masuk jakarta dan sekitarnya perlu diperhatikan dalam masa pandemi saat ini.Â
Penyediaan petugas, fasilitas yang memenuhi unsur protokoler kesehatan harus tegas di berlakukan. Sebab, dengan hanya mengharapkan agar masyarakat sadar protokoler kesehatan saja tidak cukup. Kita masih jauh menyadari bagaimana bahayanya virus corona. Apalagi bagi mereka yang menganggap corona hanyalah bagian dari konspirasi.
Rest area merupakan salah satu persinggahan penting dalam rangkaian perjalanan pengguna jalan tol. di Tempat ini, penumpang beristirahat, makan minum dan sebagainya. Olehnya itu perlu pengawasan ketat baik dari pengelolah maupun masyarakat sendiri.Â
Kesadaran baik dari masyarakat dan pengelola menurut saya sangat penting. Hal ini perlu dilakukan agar sama-sama mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H