"Oji, tong ( kita) pi (pergi) minum aer gula," Ajaknya. Saya benggong, Air gula? Pikirku dalam hati.
"Air gula itu apa"? Tanyaku. " itu air pohon Seo (aren) yang dibuat jadi gula merah," Jawabnya
"Ha? Bukannya itu sering dibuat cap tikus (minuman keras dari air pohon seo yang di fermentasi dan di suling dengan kadar alkohol hampir di atas 50 persen)," Ujarnya
Ajakannya membuat saya antusias, karena belum pernah menengok pembuatan gula merah, walaupun produk akhirnya sudah sering bahkan sering dinikmati.
Bergegaslah kami menggunakan motor dan masuk lagi ke dalam hutan kira-kira 2 KM. Sekira 20 menit kami sampai, medan yang dilalui tentu saja sulit karena hanya jalan kebun yang bergelombang.Â
Sesampainya di lokasi produksi. Seorang ibu, anak dan suaminya menyambut kami di sebuah gubuk yang hanya beratapkan seng dan tempat duduk panjang tanpa dinding. Mereka masih sanak family dengan papa piara. Dan dari asal usul masih ada pertalian saudara dengan saya.Â
Papa piara kemudian mengambil dua buah gelas dan menuang air pohon seo tersebut. Ia mengambilnya langsung dari panci yang diatas tungku perapian.
Namun yang saya minum ini sudah berasa manis karena sudah diolah ke gula merah. Berbeda dengan saguer yang diolah ke cap tikus karena harus melalui fermentasi dan penyulingan.
Mungkin pada binggung, kok cap tikus. Apa ada cap tikusnya? Sah-sah saja, ada berbagai jenis sebutan yang familiar seperti sopi, akar, dan cap tikus.Â
Nah nama cap tikus sendiri karena minuman ini mengandung alkohol yang sangat tinggi. Bahkan untuk satu liter cap tikus tidak dapat diminum sendiri melainkan harus 4 atau 5 orang. Itupun mabuknya luar biasa, Anda bisa teler hingga besok pagi dan lupa ingatan. Rasa dari cap tikus sendiri sangat bau dan panas ketika diteguk.Â