Masyarakat, anak-anak kecil, tua muda begitu hening menyaksikan penyembelihan yang syarat makna bagi yang berpikir. Peristiwa setahun sekali yang ditunggu-tunggu.Â
Setelah penyembelihan, kambing atau sapi kemudian di kupas. Biasanya, ada orang-orang tertentu yang melakukan pengupasan. Akan tetapi, di lingkungan kami semua dilakukan secara sukarela dan gotong royong. Baik panitia maupun warga yang mau membantu. Tentu saja yang punya pengalaman melakukan pengupasan.
Mengupas membutuhkan seni dan skil. Salah mengupas daging bisa rusak. Tak jarang yang baru belajar, lebih banyak menghilangkan daging  karena terkelupas bersama kulit.
Bisa di bilang pekerjaan ini susah-susah gampang. Teliti dan pengalaman paling penting. Apalagi saat melakukan pembongkaran untuk mengeluarkan jeroan kambing maupun sapi. Salah sedikit bisa jadi jeoran pecah dan mengotori daging.
Pisau-pisau yang digunakan juga harus tajam. Sehingga ada sebagian panitia yang siap siaga mengasah pisau. Mempertajam pisau yang sudah tumpul. Proses ini juga mengundang anak-anak menonton.Â
Antusiasme mereka begitu tinggi,dari awal hingga akhir. Mereka duduk di atas-atas pagar dan menyaksikan kami beraksi, layaknya menontton film kesukaan mereka. Tak jarang, hal-hal usil dan bikin sakit perut tersaji.
Pesan yang didapatkan dalam melakukan pengupasan ialah melatih kesabaran dan tanggung jawab. Sabar melepas satu persatu bagian dari kulit dan daging secara hati-hati dan tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Daging kambing dan sapi di pisah. Dalam pemisahan dan penyayatan terdiri dari kelompok-kelompok kecil. 1 kelompok terdiri dari 2-3 orang. Satu biasa memegang dan satu menyayat daging kecil-kecil.Â
Selama proses ini tidak ada satu pun masyarakat yang di Ijinkan masuk ke lingkaran yang biasa di batasi dengan tali rapia. Hal ini agar daging tidak terkontamisi karena setiap panitia wajib mencuci kaki tangan serta bagian tubuh lain sebelum memegang daging dan mencegah oknum-oknum yang sering memanfaatkan kelengahan panitia dan mengambil daging hewan kurban secara diam-diam.