Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semalam Bersama Nelayan Pole and Line

12 Juli 2020   23:18 Diperbarui: 13 Juli 2020   20:15 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prose Memancing|Dokpri
Prose Memancing|Dokpri
Alkon atau mesin pompa air dinyalakan hingga menciptakan percikan-percikan disamping kapal. metode ini menurut kapten agar terlihat seperti ikan kecil sedang berkumpul. Boy-boy dan si asisten kemudian stay di tempat dan siap melemparkan ikan teri hidup.

Sistem tempat duduk nelayan juga berdasarkan kategori pengalaman. Bagi yang senior, mereka berhak dan wajib duduk di tempat utama alias di depan kapal sementara yang baru atau junior mengisi tempat di sampingnya. 

Ikan teri mulai dilemparkan ke depan. Alhasil, ini mengundang cakalang berkumpul. Pemancing yang sigap kemudian mulai melakukan penangkapan. Suasana senyap sekejap menjadi riuh ketika ikan-ikan beterbangan ke belakang pemancing. 

Saya yang sedari duduk di dalam ruang kapten berlari keluar. Tak mau ketinggalan momen. Bayangkan saja, saya yang hobi mancing dihadapkan dengan pemandangan ini.

Ikan-ikan beterbangan, nelayan-nelayan riuh memainkan huhate alias pancing mambu dan bonusnya mentari pagi yang aduhai. Tak mampu dijelaskan dengan kata-kata.

Setelah ikan tak lagi makan. Pemancing kemudian membereskan ikan hasil tangkapan ke palka yang kemudian diisi oleh es balok. Sementara mereka sedang bersih-bersih koki kapal juga tak tinggal diam. Ikan hasil tangkap tadi diambil dan dimasak.

Ikan di masukan ke Palka.|Dokpri
Ikan di masukan ke Palka.|Dokpri
Saya, hingga kini tidak pernah melupakan rasa asri ikan yang baru tertangkap. Padahal haya dibumbui jeruk dan air laut dan kemudian digoreng. Makanan paling nikmat yang pernah saya makan.

Proses penangkapan ini berlangsung hingga 2 sampai 4 kali dalam sehari. Saya yang sejak trip pertama menjadi penonton kemudian diperintahkan untuk kapten ikut memancing. Pikirku, what, saya tidak tau caranya. Tapi kapten kapal meyakinkan saya bahwa memancing seperti itu sangatlah gampang. Alhasil saya pun duduk di geladak kapal kelas junior sekali. Alias kelas TK.

Disebelah saya anak berumur 10 tahun yang lincahnya luar biasa. Baru saya turunkan pancing ia sudah menangkap 3 ekor. Kalah saya dalam hati. Menunggu beberapa menit saya pun berhasil menangkap 1 ekor dan berlanjut hingga 15 ekor pada trip ke empat itu.

Setelah selesai saya pun tepar. Saya baru menyadari hanya duduk dan menangkap begitu melelahkan. Lantas apakah mereka tidak merasa kelelahan? hampir 3 kali trip dan mereka biasa-biasa saja.

Pada trip ke 5 saya bahkan tak sanggup lagi berdiri. Sementara mereka, luar biasa masih semangat seperti awal bertolak dari Fishing base. Aku cukup beruntung hidup dan melakukan perjalanan, pikirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun