Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa ialah Kalimat Kebahagiaan

8 Juli 2020   07:19 Diperbarui: 8 Juli 2020   07:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak desa pagi menjadi awal menjadi manusia. Duduk di depan rumah atau di pinggir pantau di temani secangkir kopi adalah hal yang membahagiakan yang tak pantas dilewati. Memanjakan mata pada laut, membantu nelayan menarik sampan atau bercanda tawa dengan tetanga maupun anak-anak kecil yang bergegas ke sekolah punya nilai tersendiri. yap kehagiaan yang tidak di temukan di kota bahkan untuk saling bersapa sekalipun.

Raut-raut kebahagiaan selalu terpancar pada setiap wajah-wajah masyarakat. Sebuah rahasia yang saya simpulkan sebagai rahasia umur panjang. Rahasia yang mahal.

Setelah bercanda gurau dan berbagi cerita di pagi hari, masyarakat akan kembali pada aktivitasnya masing-masing. Di desa saya mayoritas ialah petani yang memiliki kebun di belakang-belakang kampung. Cengkih, pala dan kenari dan kelapa adalah komoditas unggulan dan paling banyak diusahakan. Yap selain komoditas yang sudah lekat dan menjadi sejarah penjajahan di Indonesia.

Menjalani aktivitas di kebun atau kata yang sering diucapkan di desa saya ialah ngantor selalu menjadi aktivitas yang menyenangkan. Berbekal baju dinas alias baju yang biasa di pakai ke kebun, parang dan bekal serta tanpa alas kaki, kami bergegas. Jika tujuan kebunnya sama maka sepanjang perjalanan kami selalu berbagi cerita hingga sampai ke tujuan. 

Sesampainya di kebun, biasanya api dinyalakan sebagai tanda bahwa di kebun ada orang. Jika tujuannya memetik pala, cengkih maupun kenari maka segala persiapan akan dilakukan. Seperti membersikan rumput di bawah pohon agar ketika buah yang jatuh tidak hilang, menyiapkan pengait, karung dan tempat untuk mengumpulkan. 

Aktivitas ini dilakukan hingga petang maupun sore hari. Selain memanen hasil kebun, para wanita biasanya mengumpulkan buah kenari jatuh dari pohon ke pohon dan anak-anak biasanya membuat jebakan atau bereksperimen dengan hayalannya sendiri. Tidak ada beban yang begitu berat saat ngantor, semua di jalani penuh iklas. Bahkan suasana ini bagi saya juga bermakna bahwa romantisme sejati milik orang desa (bagian ini akan di tulis pada part selanjutnya dengan judul; Cinta ala petani)

Setelah aktivitas ngantor selesai, kami akan pulang dan hasil panen misalnya pala akan direndam yang nanti pada malam hari akan dipisahkan antara fuli dan biji. Setelah itu, kami melakukan aktivitas masing-masing. Saya, selalu menghabiskan waktu di pantai atau di atas laut, memancing.

Pantai merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan. Anak-anak, remaja bahkan orang tua selalu menghabiskan waktu bercengkrama di pantai. Bagi saya pemandangan ini menyejukan hati. Menikmati senja sambil berbagi cerita.

Setiap sore aktivitas ini selalu tersajikan. Saya yang hobi mancing akan menyiapkan segala keperluan. Senar pancing, dayung maupun umpan. Terkadang ketika malas memakai perahu, saya memilih memancing di pinggir pantai sambil menikmati dan bercengkrama dengan anak-anak maupun otang tua. berbagi cerita hingga motivasi. 

Pada malam harinya, tidak banyak aktivitas yang di lakukan. Satu-satunya aktivitas yang sering terjadi ialah saling mengunjungi dan ngopi. Alangkah indahnya. Begitu sederhanya menimati hidup.

Desa dan segala mekanisme kehidupannya selalu menjadi kerinduan. Walaupun belakangan terjadi kemunduran dan berbagai hal. Seperti, budaya yang mulai hilang, anak tak lagi bertutur santun dan orientasi-orientasi yang mulai hilang. Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun