Sehabis menyeruput kopi dan sedikit menggali informasi, saya pamit dan pulang.
Langkah dan Asa
Cerita kemarin menjadi catatan terpenting dari perjalanan saya kali ini. Sudah seminggu saya menginjakan kaki disini dengan tujuan mendalami sisi dibalik kejayaan perikanan.
Kedatanganku kesini terhitung dua kali. Pada tahun 2013 silam saya pernah kesini dan pernah kuceritakan diplatrom ini dengan judul "nafkah diujung kail".Â
Ketertarikan saya pada nilai-nilai sosial ekonomi membawa saya kembali, melihat dan menginggat-ngigat kembali kehidupan nelayan. Observasi saya menjadi luas, meliputi 3 kecamatan. Lumayan capek sih, tapi disitulah letak tantangannya.Â
Desa pertama yang di kunjungi ialah desa Panamboang, Kecamatan Bacan Selatan. Sebuah desa yang tenar karena kejayaannya menghasilkan ikan-ikan bernilai tinggi, sebut saja Cakalang, Tuna maupun tongkol.
Kaki saya melangkah ke dek kapal pemancing pole and line. Sembari berharap-harap cemas, diterima atau tidak.Â
Seorang pria tua sedang duduk di balik kemudi sembari dikelilingi para ABK. Berdiskusi hasil tangkap hari ini dan apa saja yang diperlukan untuk melaut lagi.
Tepat dihadapannya, saya menjadi sedikit gugup. Sebelum ia melemparkan pertanyaan.
Anda dari mana? Tanyanya penuh serius.