Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Laut Kita Kaya tapi Nelayan Kalah

24 November 2019   00:36 Diperbarui: 24 November 2019   08:07 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Anak kecil sedang memancing di Desa Kupal

"jika kail-kail tak lagi menghasilkan, maka hentikan saja keagungan bahari yang dieluh-eluhkan elit di atas sana"

Sepenggal kalimat diatas terlontar dari mulut pria tua yang sedari tadi menjadi teman bincang ku kali ini. Matanya tajam memperhatikan lalu-lalang penghuni pasar. 

Pedagang yang asik menawarkan ikan-ikan segar yang baru saja di ambil dari perantara di desa panamboang dan konsumen yang larut dalam tawar-menawar.  Sesekali, ia menoleh ke arah laut. Memperhatikan, kemudian mengela napas dalam-dalam.

"Sekarang, ikan sudah mulai susah. Terutama di kawasan Pulau Obi". Ungkapnya resa.

Kenapa om? Tanyaku penasaran.

"Ya, semejak hadirnya tambang disana, aktivitas tambang yang menghasilkan limbah-limbah mulai mencemari laut. Apalagi kapal-kapal pengangkut yang minyaknya mencemari lingkungan". Jelasnya.

Saya sebenarnya cukup tercengan, namun hadirnya tambang di wilayah Maluku Utara menjadi catatan tersendiri bagi arah pembangunan daerah. Tambang di elu-eluhkan sedangkan keunggulan komparatif justru di lupakan.

Padahal, luas lautan wilayah Maluku Utara (Malut) 73 persen di banding darat. Wilayah ini juga masuk dalam wilayah WPP 715&716 yang terkenal karena migrasi pelagis baik besar maupun kecil. Sebut saja tuna, tongkol dan cakalang.

Dan, wilayah Halmahera Selatan (Halsel) merupakan alur migrasi pelagis utama setelah Pulau Morotai. Hampir semua hasil tangkapan di Malut ditangkap di Halsel kemudian didistribusikan ke Manado, Bitung, Surabaya dan Jakarta.

Kekayaan laut ini sudah sering di agungkan Pemda. Lewat program-program sesaat. Nyatanya, tidak semua program-program tersebut menyentuh langsung pemerintah.

Ucapan pak tua tadi juga mengingatkan kembali 7 tahun silam. Saya sempat menyaksikan hasil tangkapan nelayan fi laut Obi. Dalam sekali trip bisa menghasilkan puluhan ton Cakalang dan tuna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun