Ini pulah yang membuat saya memutuskan membuat tulisan ini, untuk sedikit mengkaji teori klasik "penawaran dan permintaan". Dan dikaitkan dengan masalah yang dihadapi oleh mereka.
Kondisi nyata
Sebagai manusia rasional, setiap orang selalu menemukan alasan untuk melakukan konsumsi. Dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda, manusia dihadapkan pada pilihan untuk memutuskan barang apa saja yang harus dikonsumsi.Â
PNS adalah kebutuhan sekaligus pasar. Pasar yang dapat menciptakan kondisi permintaan dan penawaran. Akibat fenomena PNS dan permintaan akan buku-buku latihan soal serta kiat jitu tinggi, maka produsen akan menawarkan kebutuhan yang diinginkan konsumen.
Dengan melihat fenomena pasar ini, maka terbentuklah hukum permintaan dan penawaran. Buku yang menjadi permintaan dari calon PNS karena ekspektasi tinggi pada hasil yang akan didapatkan menjadi penawaran bagi produsen.
Dari sini pula, tercipta harga. harga-harga perbuku latihan soal dan kiat jitu maupun judul buku lain dengan isi yang sama menjadi sangat mahal. Per buah buku, kita dapat membeli dengan harga fantastis. Untuk dua buku saja, kita bisa merogok kocek hingga 300 ribu rupiah.
Buku-buku yang di tawarkan pada setiap tempat khusus rak-rak di pertokan sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan realitas soal yang diujikan. Ini hanyalah kondisi permintaan dan penawaran dalam pasar.
Bagian lain yang menjadi minat adalah judul buku juga merupakan bagian dari strategi pemasaran. Judul buku menarik biasanya paling di buru, apalagi dengan desas-desus jitunya buku tersebut. saya malah ingat kata Bang Iskandarjet dalam kelas story telling waktu itu, "Judul yang menarik akan membuat orang tertarik membaca tulisan Anda". Maka sangat wajar jika strategi pemasaran dari produsen ini menarik minat, walaupun sekali lagi, tidak ada isi yang berkaitan dengan yang diujikan.
Pelajaran berharga
Adanya hasil yang berbeda antara buku bacaan dan diujikan menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Bahwa segala perjuangan membutuhkan ketekunan yang tinggi. Bukan secara instan.
Kita mungkin akan mengalami hal yang sama dengan kondis-kondisi yang lain. Tetapi mempercayai buku yang menawarkan harapan kosong bukan solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H