Orang jaman dulu membutuhkan perjuangan lebih keras untuk melihat album foto kenangan hidup orang lain. Mereka harus benar-benar menjadi teman atau sahabat darinya untuk membuka lembar demi lembar album foto. Â Bagi mereka, sejarah hidup mereka adalah suatu privasi yang tidak sembarang orang dapat melihatnya.
Saat ini batas-batas itu telah tiada, orang mempunyai album foto masing-masing di akun sosial medianya. Semua orang dapat melihatnya tanpa batas waktu dan syarat pertemanan yang cukup intim. Hanya cukup punya akun sosial media atau setidaknya menjadi followernya jika akun itu di protect .
Ketika foto-foto telah menjadi galeri pajangan sosial media untuk diri sendiri dan orang lain, mungkin tak ada lagi pencetak foto dan pembuat album foto. Ketika semua urusan-urusan administrasi telah dapat dilakukan serba online, mungkin memang benar dunia tak membutuhkan pencetak foto.
Tak ada lagi kemesraan Ayah, Ibu, beserta anak-anaknya berkumpul hangat di ruangan sambil membuka lembar demi lembar album kenangan hidup mereka. Waktu telah mengubah kebersamaan mereka karena mungkin tiap anggota keluarga saling tahu masing-masing akun Instagramnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H