Mohon tunggu...
Achmad Zan
Achmad Zan Mohon Tunggu... -

FISIP UI _ Termasuk golongan orang kebingungan_ Penunggu Malam dan Penyuka Malam

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kenang-kenangan

24 Juli 2018   23:31 Diperbarui: 25 Juli 2018   05:32 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: artsybitsy.wordpress.com)

Untungnya Mark Zuckeberg masih mampu membeli Instagram sehingga tidak ada persaingan antar-keduanya. Mereka dalam satu perusahaan yang sama, pastilah peningkatan kualitas dilakukan dengan perlakuan yang adil. Sayangnya, orang-orang semakin banyak yang beralih ke Instagram dan mencampakkan Facebook.

Padahal di akun Facebook lamanya , banyak sekali foto-foto waktu masih muda/kecil, tulisan-tulisan alay ketika baru merasakan sosial media, mungkin juga foto aibnya. Terdapat foto-foto  dulunya  Anda anggap keren,  lalu sekarang Anda berbalik mengutuk foto-foto itu. Rata-rata remaja yang beralih ke Instagram memakai Facebook di usia sekitar 10-15 tahun, saat itu masih gelombang euphoria mengupload foto narsis.

Sekarang mereka sudah berumur sekitar 19-25 tahun, ketika melihat foto lamanya kemungkinan mereka merasa jijik dan menganggap betapa tidak dewasanya dirinya dulu. Ada juga yang sekarang telah hijrah menutup dirinya dengan hijab merasa enggan melihat foto dahulunya sebelum berhijab. Jejak digital ini tidak terbatas hanya pada Facebook saja, mungkin Anda mempunyai jejak di sosial media lain seperti AskFm,Path, SnapChat atau Twitter

Saat ini memang tak terasa penting akan foto itu, apa gunanya foto itu dan konsekuensinya. Tetapi suatu saat pastilah akan menjadi bom waktu yang mungkin mengancam kehidupan Anda terutama kewibawaan Anda. Salah satu contohnya yaitu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menerima dikirimi foto-foto dari masa lalunya. Ia tidak menjelaskan bagaimana foto-foto masa lalunya itu bisa beredar luas, termasuk siapa yang pertama kali mengambil gambar tersebut dan menyimpannya. Hal itu jelas upaya pembunuhan karakter dan mencegahnya mengambil kebijakan. (tirto.id)

Foto-foto yang telah di upload tidak serta merta terhapus secara otomatis seiring berjalannya waktu. Foto itu masih tetap ada atas nama akun Anda meskipun Anda telah punya cucu, cicit , atau sampai malaikat Munkar dan Nakir menanyai Anda di kuburan.  Munkar dan Nakir mungkin cukup senang jika jejak digital Anda tidak mengandung macam yang membuat dosa.

Bagaimana dengan akun yang mengandung macam foto maksiat, macam fitnah, prasangka atau ujaran kebencian. Bisa dibayangkan bagaimana dosa-dosa Anda bertambah juga meskipun Anda telah bersertifikat almarhum di dunia. Itulah yang dinamakan dosa Jariyah.

 Tak bisa dihapus benar-benar tanpa sisa

Apa-apa yang telah diupload di internet atau terhubung dengan internet tak bisa benar-benar menghapus dengan permanen tanpa sisa seperti menghapus foto di hardisk laptop. Jika menghapus di laptop tampaknya hanya melalui dua cara, Pertama hapuslah foto yang ada di file explorer. Foto yang telah di hapus pastilah terbuang ke sampah ( recycle bean ) sewaktu-waktu bisa diambil lagi. Kedua, hapuslah foto yang ada di recycle bean.  Berbeda dengan foto yang telah terupload di sosial media atau penyimpanan cloud.

Memang dalam mekanisme tampaknya foto bisa terhapus , tetapi apakah bisa menjamin fotonya hilang secara permanen?. Jaman digital ini menunjukkan kemampuan copy-paste dengan cepat, baik yang terlihat maupun tak terlihat. Kemungkinan foto itu masih tersimpan dalam memori internet, kemungkinan masih bisa dilacak atau bisa saja temanmu menyimpan foto itu dengan menscreenshot.

Contohnya:  Ketika saya menghapus semua file di google drive, bukan hanya saja menghapus tetapi melakukan "clean trash" untuk melegakan storagenya. Suatu saat saya sadar bahwa ada file penting yang sangat dibutuhkan . Untungnya team Google Drive sangat kooperatif, mereka mau melakukan recovey dan memberikan free space untuk menyimpan  file-file hasil recovery, tentunya batas waktu hanya 2 minggu.

 Membayangkan masa depan tanpa album foto kenangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun