Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

The Kissing Ritual

29 Desember 2016   20:58 Diperbarui: 29 Desember 2016   21:11 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu festival di Bali yang masih dilestarikan ialah omed omedan.Budaya yang satu ini memang terdengar asing bagi masyarakat luar daerah, namun sudah tidak akan asing lagi bagi para warga Banjar Kaja,Sesetan,Denpsar apa lagi bagi para pemuda pemudi setempat.Ya,festival yang satu ini mungkin agak terkesan pornografi bagi yang tidak tau tujuan dari kebudayaan tersebut.Lantas seperti apa kah kebudayaan tersebut?

Kissing party,itu lah kalimat yang lebih populer  di telinga masyarakat.Omed-omedan sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Bali yang artinya tarik-tarikan. Budaya ini biasanya di selenggarakan sehari setelah hari raya nyepi yakni hari ngembak geni dimana festival ini untuk menyambut tahun baru saka. Tidak semunya bisa menjadi peserta omed-edan karena budaya yang satu ini di khususkan bagi para pemuda pemudi berusia 17-30serta belum menikah.

Dalam festival ini pun juga ada aturan mainnya,yang pertama peserta akan dibagi menjadi 2 kubu yakni kubu pemudi dan pemuda.Untuk kubu pemudi terdiri dari 60 orang sementara pemuda terdapat 40 orang.Kemudian akan ada seorang wasit yang akan mengatur jalannya acara.lalu juga akan ada masyarakat yang mengermuni peserta dengan membawa ember beisian air.

Pertamanya setiap kubu akan mengankat perwakilannya di atas bahu untuk dibawa lari ke tengah area,setelah wasit meniupkan peluitnya barulah dibawa lari pemuda pemudi peserta pertama ke tengah area.Ketika sudah bertemu maka pemuda pun akan langsung mencium si pemudi di depan para penonton. Ketika suasana sudah mulai panas maka wasit akan menyuruh masyrakat untuk menguyur air ke peserta tersebut dan bunyilah peluit kedua yang menandakan peserta telah melalui proses ritual tersebut dan boleh di bawa ke belakang lagi untuk melanjutkan ke perseta berikutnya ddan begitulah seterusnya.

Sebelum omed omedan biasanya di adakan doa bersama terlebih dahulu.Masyarakat setempat meyakini bahwa dengan diadakan budaya omed-omedan ini maka semua marabahaya serta penyakit akan terhidar dari wilayah mereka sehingga ketika budaya tersebut tidak dilaksanakan masyarakat takut akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan mendekati mereka.Jadi masyarakat bali masih melestarikan budaya ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun