Mohon tunggu...
Nanda AP
Nanda AP Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca Musiman

Ars Longa, Vita Brevis~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengondisian Operan

9 April 2018   04:21 Diperbarui: 9 April 2018   04:30 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengondisian Operan adalah proses mempelajarari Perilaku tertentu yang menyebabkan tercapainya tujuan tertentu. Sebagian besar perilaku dalam kehidupan nyata terjadi seperti ini : respon dipelajari karena beroperasi pada, atau mempengaruhi, lingkungan. Dinamakan sebagai Pengondisian Operan. Jenis belajar ini terjadi pada spesies kita sendiri, serta pada spesies yang lebih rendah. 

Misalnya Bayi akan lebih berceloteh jika kejadian itu diikuti dengan perhatian orangtuanya, maka kita berpendapat bahwa bayi memiliki tujuan mendapatkan perhatian orangtuanya .

  • Hukum Efek

Dimulai pada awal abad ini dengan sejumlah eksperimen oleh E.L. Thorndike (1898),banyak di pengaruhi oleh teori evolusi darwin ,mencoba menunjukan bahwa proses belajar pada hewan merupakan proses yang terus menerus sama proses belajar pada manusia , Eksperimen di ujikan pada kucing yang lapar ditempatkan pada kurungan yang pintunya di kunci oleh tuas pintu sederhana, dan seekor ikan di tempatkan di luar kurungan. 

Awalnya kucing mencoba meraih makanan dengan menjulurkan cakarnya melalui sela-sela kurungan. Jika hal ini gagal , kucing bergerak mengelilingi kurungan dengan melakukan hal yang berbeda. Pada suatu saat ia secara kebetulan menyentuh tuas pembuka pintu, sehingga pintu terbuka dan ia dapat memakan ikan.

Prosedur ini diulangi berkali-kali. Setelah beberapa uji coba, kucing menghilangkan banyak perilaku yang tidak relevan, akhirnya secara efisien membuka tuas pintu dan membebaskan dirinya sendiri segera setelah dimasukan kedalam kurungan. Kucing belajar untuk membuka pintu untuk mendapat makanan. Kucing tampaknya terlibat dalam perilaku trial and eror.Thorndike menyebutkan penguatan ini sebagai hukum efek (Law of effect). Ia berpendapat bahwa dalam pengondisian operan, hukum efek menseleksi dari sejumlah respons acak hanya respons yang di ikuti oleh konsekuensi positif.

  • Eksperimen Skiner

B.F. Skinner bertanggung jawab untuk sejumlah perubahan dalam bagaimana para peneliti mengonseptualisasikan dan meneliti pengondisian operan.

  • Variasi Eksperimental

Dalam eksperimen ini, seekor hewan yang lapar, contohnya tikus ya lapar ditempatkan dalam sebuah kotak yang secara popular dinamakan "Kotak Skinner". Didalam kotaktersebut tidak ada apa-apa kecuali sebuahtuas yang menonjol dengan piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas tuas dapat dinyalakan menurut kehendak peneliti. 

Tikus yg di dalam kotak tersebut bergerak kesana kemari sambil mengeksplorasi. Kadang-kadang ia mengamati tuas dan menekanya. Kecepatan tikus menekan tuas adalah tingkat penekanan tuas dasar (baseline). Setelah menentukan tingkat dasar, peneliti memasang wadah makanan di luar kotak. Sekarang setelah tikus menekan tuas, pelet makanan kecil masuk ke piring. 

Tikus memakan makanan tersebut dan segera menekan tuas lagi; makanan memperkuat(reinforce) penekanan tuas dan kecepatan penekanan tuas meningkat secara dramatis. Jika terus menekan tuas sementara lampu menyala dengan demikian mengondisikan tikus melalui penguatan selektif. Dalam contoh in, lampu berfungsi sebagai Stimulus diskriminatif yang mengendalikan respons.

Jadi pengondisian operan meningkatkan kemungkinan respons dengan mengikuti perilaku dengan penguat ( sering kali sesuatu seperti makanan atau air). Dengan demikian tingkat respons organisme sangat berguna untuk mengukur kekuatan operan; semakin sering respon sterjadi selama interval waktu tertentu, semakin besar kekuatannya.

  • Implikasi dalam Membesarkan Anak

Pengondisian operan juga berlaku padabanyak spesies, termasuk manusia, menjelaskan kepada kita tentang membesarkan anak. Diilustrasikan dalam kasus berikut; Seorang anak kecil menunjukan tempertantrum jika tidak mendapatkan perhatian yangcukupdari orangtuanya, terutamasebelum tidur. Karena orangtuanya akhirnya merespon, perhatian mereka memperkuat tantrum, untuk menghilangkan tantrum orangtua disarankan untuk melakukan ritual sebelum tidur yang lazim dan kemudian mengabaikan protes anak.

Ekperimen laboratorium telah membuktikan bahwa penguat yang terjadi segera lebih efektif dibandingkan yang terjadi lambat; semakin besar jarak waktu antara respons operan dan penguat, semakin kecil kekuatan respons. Banyak ahli psikologi perkembangan telah menemukan bahwa keterlamabatan penguatan adalah faktor yang  penting dalam menghadapi anak kecil. Misalnya jika anak bertindak ramah terhadap hewan peliharaan tindakan itu sebaiknya segera di perkuat dengan pujian (hadiah) segera.

  • Pembentukan

Teknik ini memperkuat hanya variasi respons yang menyimpang arah dari yang di harapkan peneliti dinamakan pembentukan (shaping) perilaku hewan. Sebagai contohnya ; mengajar ketereampilan pada anjing  untuk menekan buzzer dengan hidungnya, anda tidak akan bisa menunggunya anjing melakukan hal ini secara alami karena akan memungkinkan menunggu selamanya. Maka kita mengambil keuntungan variasi alami dari tindakan hewan. Anda dapat memberikan hewan itu pendorong makanan setiap kali dia mendekati area buzzer , yang manegharuskanya bergerak ke titik yang di harapkan, hingga akhirnya hidung anjing menyentuh buzzer.

  • Fenomena dan Aplikasi

Fenomena berikut ini meningkatkan generalisasi pengondisian operan dan menunjukan beberapa aplikasinya pada perilaku manusia.

  • Penguat Terkondisikan

Sebagian besar penguat yang telah di diskusikan dinamakan primer karena, seperti makanan, memuaskan dorongan dasar. Variasi kecil dalam eksperimen pengondisian operan tipikal mengilustrasikan bagaimana penguat terkondisikan bekerja. Jika seekor tikus didalam kotak skinner menekan tuas sebuah bunyi terdengar sejenak di ikuti segera oleh keluarnya makanan (makanan merupakan penguat primer,bunyi merupakan penguat terkondisikan. Setelah itu tikus terkondisikan dengan cara seperti ini.

  • Relativitas Penguatan

 Walaupun tampaknya alami mengangap suatu penguat adalah suatu stimulus, kadang-kadang lebuh baik mengangapnya suatu aktivitas;bukan pelet makanan yang mendorong menekan tuas, tetapi aktivitas memakan pellet makan itulah yang mendorongnya.

  • Generalisasi dan Diskriminasi

            Pengondisian klasik juga berlaku untuk pengondisian operan ; organisme menggeneralisasikan apa yang telah dipelajarinya, dan generalisasi dapat juga di kekang oleh latihan diskriminasi. Jika anak kecil dapat penguatan dari orang tuanya karena menimang dan menyayangi anjing keluarga, ia akan segera mengeneralisasikan respons menimang anjing itu dengan anjing lain. Karena hal ini dapat berbahaya .Orang tua harus memberikan diskriminasi sehingga  anak mendapat penguatan jika ia menyayangi anjing keluarga dan bukan anjing tetangga.

  • Jadwal Penguatan

Diketahui bahwa jadwal penguatan menentukan pola respons. Beberapa jadwal dinamakan rasio jadwal, karena penguatan tergantung pada jumlah respons yang di buat oleh organisme.Hal ini seperti pekerja pabrik yang mendapatkan bayaran untuk pekerjanya. Rasio dapat tetap atau bervariasi. Pada jadwal rasio tetap (dinamakan FR [fixed-ratio]schedule), jumlah respons yang harus dibuat adalah tetap pada nilai tertentu. 

Jika angkanya 5(FR5), diperlukan 5 respons untuk mendapatkan penguatan jika 50 (FR 50), diperlukan 50 respons, dan sebagainya. Pada umumnya, semakin tinggi rasio semakin tinggi kecepatan respons organisme, terutama jika organisme awalnya dilatih dengan rasio yang relatif rendah, katakanlah FR 5, kemudian secara terus-menerus dipindahkan  secara progresif ke rasio lebih tinggi yang berpuncak pada, katakanlah , FR 100. Hal ini seakan-akan pabrik kita awalnya mendapatkan 5 dolar untuk setiap 5 baju yang di jahit , tetapi saat situasi saat sendang sulit dan ia harus menjahit 100 baju untuk mendapatkan 5 dolar.                                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun