Mohon tunggu...
Bagas Prakoso Pratama
Bagas Prakoso Pratama Mohon Tunggu... -

Author Biography: Bagas Prakoso Pratama, was Born on Malang, East Java Indonesia. March, 10 1993. Allah is my Lord, Islam is my Life, Qur'an is my Guide, Prophet Muhammad is my Role Model, And Heaven is my Goal. I ♥ BIG BANG!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tujuan Hidup (Purpose In Life)

11 April 2012   05:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda berfikir? Pernahkah anda bertanya-tanya? Apa sih sesungguhnya tujuan hidup kita di dunia ini? Apakah hanya untuk bersenang-senang sambil menunggu giliran kita untuk mati? Bicara tentang kematian, semua orang pada akhirnya cepat atau lambat akan dihadapkan dengan kematian. Siap atau tidak, kematian itu akan hadir menjemput kita. Sekarang pertanyaannya, apakah anda siap untuk mati? Jawaban pribadi saya sendiri "ya, saya siap!". Kenapa saya bisa bilang seperti itu, karena pada hakikatnya setiap ada yang hidup pasti ada yang mati. Itulah roda kehidupan!

Kembali ke pokok pembahasan, "Tujuan Hidup".  Pernahkah, anda berfikir kalo kita ini sama? Mungkin sebagian besar orang mengiyakan pendapat saya. Memang iya, kita semua ini sama. Sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, jika kita terluka bisa merasakan sakit. Sama seperti makhluk Tuhan yang lainnya, jika mereka terluka bisa merasakan sakit. Lihat saja ayam, kambing, sapi, dan hewan-hewan lainnya. Mereka itu sama seperti kita, tapi kenapa mereka dibunuh untuk kita makan? Apa tidak ada makanan lain? Jawabanya: ada, tapi Tuhan terlalu baik terhadap kita.  Andaikan ayam bisa ngomong, pasti ayam itu bilang "Jangan, jangan sembelih saya. Saya masih punya anak yang membutuhkan saya. Tolong!" HAHA :)) Tuhan terlalu memanjakan manuasia, sehingga manusia menjadi Raja di bumi mereka sendiri. Seakan-akan mereka hidup hanyalah untuk mencari uang, uang dan uang. Mungkin mereka fikir, dengan hidup banyak uang mereka akan mendapatkan kebagiaan. Tapi, kalau saya fikir mereka tidak salah sepenuhnya. Munafik sekali kalau kita hidup tidak memerlukan uang. Tapi yang di persalahkan adalah, uang bisa membutaan manusia. Jika semua hal didunia ini bisa dibeli dengan uang, jadi Tuhan bertindak sebagai apa? ..... (to be continued) Sejujurnya, masih banyak hal yang ingin saya ungkapkan. Tapi, saya cukupkan untuk hari ini. Thanks for your reading, just keepin' reading my post :)) Assalamu'allaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun