Mohon tunggu...
Ohahauni Buulolo
Ohahauni Buulolo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pelayanan Sosial

Takut akan TUHAN adalah Permulaan Pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Anomali Agama pada Politik di Indonesia

25 Maret 2024   15:54 Diperbarui: 25 Maret 2024   15:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Indonesia yang adalah multicultural memiliki keragaman di dalamnya baik adat-istiadat, bahasa, suku dan budaya bahkan penganut agamapun bervariasi di dalamnya ada agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah.

Etika dalam berpolitik    

       Pembahasan tentang etika Politik harus dimulai dari dua aspektrum, bahkan entitas yang dapat dikatakan berbeda, yakni pengertian mengenai etika pada satu sisi dan politik pada sisi lain. Hal ini penting, sebab tidak hanya menyangkut proses perkembangan yang terjadi pada dua bidang secara sendiri-sendiri, tetapi juga perkembangan umum yang terjadi disegala bidang ilmu dan kehidupan yang semakin tertuju pada bentuk kesaling tergantungan dan kesaling terpengaruhan dalam berbagai hal.

       Oleh sebab itu, rumusan mengenai pengertian etikan dan politik, selain diuraikan perlu juga dikaji sedemikian rupa. Selain itu, hubungan etika dan politik dari perspektif umum harus dibahas untuk memperoleh pembahasan berikutnya.

Istilah Etika

        Pada dasarnya etika merupakan studi sistematis mengenai persoalan yang paling utama dari tindakan manusia, kata "etika" telah dikenal luas diberbagai bidang karena menyangkut sikap dan Tindakan setiap manusia. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" juga berarti kendang hewan, yang menjadi tempat berteduh yang terlindung dari bahaya sehingga hewan tersebut menjadi aman. Kemudian maknanya berkembang menjadi perasaan batin yang mendasari suatu perbuatan.[2]  Menurut Norman L. Geisler, etika berkaitan denga napa yang secara moral benar dan salah.[3] Dalam konsep iman Kristen, etika merupakan bentuk posisi perintah Ilahi. Kewajiban etika adalah sesuatu yang harus kita lakukan. Ini merupakan ketetapan Ilahi. Tentu saja, perintah-perintah etika yang Allah berikan berkaitan dengan karakter moral-Nya yang tidak bisa diubah. Artinya, Allah menghendaki apa yang benar yang sesuai dengan atribut-atribut moral-Nya sendiri.

Pengertian Politik

       Berbicara pengertian politik, sangtlah luas, bahkan kemunculannya pada ilmu-ilmu sosial telah memberikan perbedaan dikalangan para politik. Miriam Budiarjo misalnya mengatakan bahwa politik sebagai ilmu merupakan ilmu yang masih muda dan baru berkembang pada akhir abad ke-19.[4] William Ebenstein justru dengan tegas mengatakan yang sebaliknya: it is the oldest science.[5] William, mengakui bahwa Sebagian besar Yunani berhasil di dalam Pembangunan suatu sistem politik yang didasarkan pada persetujuan masyarakat secara khusus di Antena. 

Maka dapat dikatakan bahwa bangsa Yunani kuno adalah bangsa yang memperkenalkan politik. Dia berargumen bahwa "orang adalah hewan politik atau hewan politik". Berangkat dari anggapan tersebut, ia mengawali penjelasannya dengan menyatakan bahwa hakikat kehidupan sosial memang bersifat politis karena interaksi antara dua orang atau lebih pasti melibatkan hubungan politik. Ini adalah kecenderungan manusia yang alami dan tak terhindarkan, dan hanya sedikit orang yang cenderung mengasingkan diri daripada bekerja sama dengan orang lain.[6] 

       Namun secara KBBI politik memiliki Pengertian pertama adalah "pengetahuan tentang ketatanegaraan atau pemerintahan negara (seperti dalam sistem pemerintahan, dasar pemerintahan)". Definisi lain adalah "semua masalah dan tindakan (kebijakan, taktik, dll.) yang mempengaruhi pemerintahan suatu negara atau negara lain." Secara etimologi Kata politik berasal dari kata Yunani polis, politicos (warga negara), politicos (kewarganegaraan). Di negara-kota zaman Yunani, orang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai kemakmuran (baik, menurut Aristoteles) dalam hidup mereka. Ketika orang mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, mencapai kesejahteraan pribadi melalui sarana yang ada, atau membujuk orang lain untuk menerima pandangan mereka, mereka terlibat dalam aktivitas yang disebut politik.[7]

Implementasi etika dalam berpolitik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun