Hari ke-42
Kesan dan cerita tentang lokasi dan penduduk dimana kami berenam; Juli, Randy, Hana, Eni, Rina & saya sendiri; melaksanakan program KKN. Ialah Dusun Gunung Malang, tempat nan jauh dan berbukit. Setiap hari kami harus melalui jalan yang menanjak, terjal, dan berliku-liku. Dengan motor bergigi satu, kekuatan motor matic gas pol, hati yang lapang, bensin yang menipis, dengungan mesin, mata yang membinar, serta pemandangan yang elok, mengantarkan kami pada daratan antah-berantah setinggi 1,4 kilometer. Beginilah KKN kami, dan cerita di musim kemarau, Gunung Malang.
Sebelumnya, kami adalah enam orang unik dengan golongan darah A, B, O dan AB. Tebak! Yap, aku O dengan kerendahan hati akan memimpin tim ini menjadi tim terbaik dunia maupun akhirat halah hha omong kosong. Kami adalah perpaduan antara cewek yang suka dan bisa masak dengan cowok yang suka makan saja, plus! cewek yang suka nyicip tapi banyak haha.
Kurang air
Bayangkan kehidupan tanpa air... Dari orang-orang yang aku temui di sana mereka sering banget komentar, enak ya di bawah kan banyak air kalo di sini susah mas hhe. Mereka tetap ceria, aku kagum! Sangat kagum! Oke, cerita tentang kekurangan air, setiap hari mereka harus ke suatu tempat deket rumah Pak Kepala Dusun (Sebenarnya agak jauh), jalannya turun, untuk mengambil air dari sumber air yang diambil dari bawah, aku lupa untuk bertanya lebih detail tapi kami sudah menyempatkan ke sana dan masyarakat mengantri dengan jrigen-jrigen kosong siap untuk diisi. Karena mayoritas petani maka pagi-pagi mereka ke ladang, siangnya antara cari pakan sapi atau mengambil air sampai sore.
Sumber air selanjutnya yaitu dari tangki-tangki air sebanyak 4000 liter dibawa truk dari bawah dengan bantuan pemerintah. Tangki-tangki ini berkeliling sebanyak 5 kali sehari membagikan air ke titik-titik yang sudah ditentukan. Mahalnya air di sana! Sedangkan dusun bawah memiliki persediaan air berlimpah sampai tumpah-tumpah.
Pengalaman kami karena air
Hampir dalam setiap kesempatan, kami selalu buang air kecil dahulu sebelum berangkat ke atas. Karena kami sadar, di sana air susah, jangan nambah beban mereka karena air untuk cebok dan siraman hha. Aku sudah dua kali pipis di sana, ironi. Pipis pertama cukup mengesankan dan tidak usah diceritakan. Pipis kedua mampir di toko jajanan saat beli hadiah lomba di SDN 3 Serang. Dengan segala hormat terima kasih banyak kepada ibu penjaga toko sekaligus pemilik rumah beserta WC walaupun tanpa pintu, ibu telah menyiapkan air dari jrigen biru, sungguh, terima kasih. Untuk wudu untungnya ada stok air khusus, jadi rata-rata warga menampung air hujan dan mungkin sedikit embun pagi. Entah dari mana air untuk wudu itu, tapi kami bersyukur sehingga kami pun dapat solat berjamaah tanpa perlu turun.
Orang-orang atas
Disamping kekurangan dan seluruh keterbatasan mereka (secara SDA), SDM atau masyarakat di sana sangat baik, ramah, terbuka, dan pintar. Iya mereka sangat ramah di setiap kali kami berjumpa dan berkomunikasi mulai dari atasan yaitu pak Dusun, Pak Karpono, hingga para petani yang kami jumpai langsung di ladang. Pak Karpono adalah sosok pemimpin muda usia 29 dengan tekad baik dan pandangan tentang pentingnya pendidikan cukup tinggi serta sosok yang hangat, mudah diajak kerjasama dan menarik. Beliau sering membantu kami saat ingin melaksanakan program. Beliau orang yang cukup nyentrik, suka film luar dengan genre advanture seperti lord of the ring. Saat di ladang, kami mendapati beliau bersama istri dan anaknya; aska; bersama-sama berladang sambil mendengarkan musik barat dan semuanya lagu hits dan aku suka seperti Maroon5 dan Bruno Marz. Beliau cerdas dan pandai terlihat saat kami berkomunikasi serta dalam memberikan solusi. Beliau adalah inisiator dari kelompok tani KUB yang secara mandiri ingin memajukan pertanian di sana. Beliau juga inisiator pemutaran film yang kemudian kami selenggarakan malam-malam. Sangat menarik!
Kemudian mas-mas Arelang, kependekan dari Anak Remaja Gunung Malang. Mereka adalah partner yang luar biasa semangat bahkan melebihi kami, jujur, disetiap kesempatan rapat atau kumpul mereka selalu tepat waktu, cepat dalam bertindak, dan akrab. Mereka terdiri dari laki-laki perkasa dengan seragam hitam merah berlogo logo elang emas yang siap berkarya dan membantu kami. Kami pun belajar dari mereka. Adapun Mas Sugeng, pemuda mantan ketua karang taruna yang sering membantu mas-mas Arelang dan kami. Beliau hampir sama dengan Pak Karpono, kami sungguh beruntung mendapatkan pembelajaran luar biasa dari mereka.